Demi Melihat Kabah, Pemuda ini Jalan Kaki ke Tanah Suci dan Puasa Daud Tiga Tahun

kabarin.co – Sebuah kisah spiritual  yang menggetarkan hati, dijalani oleh seorang pemuda bernama Mochammad Khamim Setiawan (29). Dia nekad berjalan kaki dari kampung halaman, Pekalongan, Jateng, ke Mekah Arab Saudi untuk berhaji. Pemuda asal Kota Santri ini juga rutin puasa Daud.

Luar biasa. Kata itu cocok untuk menggambarkan pemuda asal Desa Rowokembu, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan ini. Ia membuat masyarakat terkagum-kagum karena nekat melakukan perjalanan dari kampung halaman ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dengan jalan kaki.

Demi Melihat Kabah, Pemuda ini Jalan Kaki ke Tanah Suci dan Puasa Daud Tiga Tahun

Aksinya ini juga sempat menghebohkan media sosial, hingga menjadi viral. Mochammad Khamim Setiawan melakukan perjalanan haji sejak 28 Agustus 2016 tahun lalu. Saat ini dikabarkan Mochamad Khamim telah sampai di Timur Tengah.

Kisahnya heboh dituturkan di media sosial. Aim, sapaan akrabnya, melakukan persiapan selama 3 tahun untuk perjalanan menempuk jarak 9000 kilometer itu.

Syaufani Solichin (74), ayah Aim, mengatakan, di antara persiapan yang dilakukan putranya adalah berpuasa Daud. Persiapan yang dilakukan Aim, selain untuk fisiknya, juga terkait spiritnya.

“Selama tiga tahun ini Aim puasa Daud. Puasanya selang seling, sehari puasa sehari tidak,” kata Solichin saat ditemui di kediamannya, Rabu (24/5), seperti diwartakan fajar.co.id.

Solichin menceritakan, anaknya memang punya pendirian yang teguh. Jika menginginkan sesuatu, pasti diusahakan sendiri dengan sepenuh hati.

Sebenarnya, awal perjalanan spiritual itu tidak dilakukan Aim seorang diri. Ada dua orang kawannya yang menemani.

Namun setibanya di Tegal, kawan-kawannya itu menyerah dan balik ke rumahnya. Soal perbekalan yang dibawa, Solichin menuturkan anaknya hanya membawa beberapa lembar pakaian dan sedikit uang.Selain itu juga ada Al Quran, Ponsel, dan GPS.

“Ketiga kakaknya (yang di Jakarta) sebelumnya meminta dia untuk kerja dulu. Tapi anaknya tidak mau. Dia justru mempersiapkan fisik maupun mentalnya selama tiga tahun,” ujar Solichin.

Ayah Khamim

Soal strategi yang ditempuh Aim, Solichin menjelaskan anaknya itu berjalan setiap malam. Di siang hari, Aim beristirahat.

Hampir setiap hari, Syaufani Solichin mendapatkan kabar anaknya dari teman-teman anaknya.“Beberapa teman-temanya hampir setiap hari memberikan kabar tentang anak saya. Kabarnya dia sehat-sehat saja, malah diperlihatkan fotonya. Saya sendiri sudah tua tidak bisa pakai hape,” katanya sembari tersenyum kecil.

Sikap anaknya yang nekat tersebut, sebagai orang tua ia mengaku ada secercah rasa bangga. Keuletan Aim terhadap cita-citanya untuk menunaikan haji dengan jalan kaki akan tercapai. “Saya pasrahkan semuanya pada Gusti Allah, semoga sehat-sehat saja,” terangnya.

Sekadar diketahui, Aim berangkat dari rumahnya di Kecamatan Wonopringgo, Pekalongan, pada tanggal 28 Agustus 2016 sekitar pukul 22.00 WIB. Kini Aim dikabarkan telah tiba di Timur Tengah.

Kisah Aim viral di media sosial. Kisahnya diceritakan dari satu akun ke akun lain. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti bagaimana Aim mengurus visa setiap melintasi satu negara.

Solichin belum bisa menjelaskan detail karena dia juga hanya menerima update kabar perjalanan Aim dari teman-teman putranya tersebut.(*)

Baca Juga:

Tak Hanya Raja Salman, Ulama Zakir Naik Juga Sambangi Indonesia

Bupati Cianjur Wajibkan Pelajar Bisa Mengaji Al-Qur’an

Hadiri Ceramah Dr Zakir Naik, Empat Orang Nonmuslim Jadi Mualaf