JAKARTA, kabarin.co – Setelah vakum selama hampir 25 tahun, akhirnya Krakatau Band kembali bereuni. Bukan cuma menggelar rangkaian tour saja, mereka pun saat ini tengah mempersiapkan album barunya. Lalu setelah tertidur untuk waktu yang cukup lama, bagaimana mensiasati ego masing-masing personel saat berkumpul sebagai salah satu group jazz lawas Indonesia?
“Kami pernah mengalami masa muda dan punya keinginan untuk ini, itu, tapi karena seiring jalannya waktu, keindahan bermain musik lebih dikedepankan. Kami saling memberi masukan. Ini pembelajaran yang cukup lama untuk meredam ego,” jelas Gilang Ramadhan saat jumpa pers Krakatau Reunion Tour 2016 di DSS Studio, Pesanggrahan Permai, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Senin (2/5).
Lebih jauh, Trie Utami yang menjabat posisi sebagai vokalis dan Dwiki Dharmawan pada Keyboard, mereka mengungkapkan ada momen di mana mereka saling mengeluarkan ide satu dengan yang lainnya. Mencari yang terbaik, sesuai dengan warna musik Krakatau dan menguasai wilayahnya masing-masing, ego para personel bukan jadi salah satu hal krusial lagi saat menyatukan visi dalam bermusik.
“Di dalam workshop digarap sebuah ide dasar di mana masing-masing bisa mengembangkannya lagi,” aku Dwiki.
“Adanya kebersediaan untuk saling bertanya, saling memberi saran. Pada prinsipnya kami semua adalah arranger untuk wilayah masing-masing,” sahut Trie Utami.
Sedangkan Indra Lesmana sendiri yakin kalau para personel Krakatau sudah paham betul dengan kapasitas yang mereka miliki dan porsi yang harus dituangkan saat bermusik bersama Krakatau. Hanya saja untuk menyempurnakan lagu-lagunya dan album baru Krakatau, Indra Lesmana sendiri menjadikan anak-anaknya sebagai patokan untuk musik jazz bisa diterima oleh generasi muda sekarang ini.
“Semuanya sudah mengisi musiknya secara efektif. Kebutuhan lagu dan aransemen menjadi yang utama. Karena saya kebetulan hampir tiap hari mixing lagu Krakatau patokannya anak saya. Kalau mereka suka berarti anak-anak seusia anak saya juga akan suka,” tandasnya.
