Ketika Seorang Ayah Gelap Mata, Anaknya yang Pemabuk dan Suka Minta Uang Dibunuh

Daerah, Kriminal14 Views

kabarin.co – Sabar memang ada batasnya. Seorang ayah pun punya batas kesabaran, ketika perangai dan perbuatan anaknya sudah sangat keterlalauan. Itulah yang menyebabkan terjadinya peristiwa tragis di Kalimantan Barat ini.

Tak tahan dengan tingkah laku anaknya yang suka mabuk-mabukan dan minta uang, membuat seorang ayah bernama Inggan (52) gelap mata. Dia pun menghabisi nyawa putranya, Welly Helmus (25) di kediamannya di Dusun Kindau, Desa Sekida, Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat, Selasa (23/5) lalu.

Apa daya, Inggan mengaku sedikitpun tidak ada niat untuk membunuh putra sulungnya, Welly Helmus. Dia hanya ingin memberikan pelajaran kepada putranya, agar tidak lagi mabuk-mabukan dan meminta uang kepada orang tua maupun kepada adik-adiknya untuk membeli minuman keras (Miras).

“Saya kesal dan jengkel, anak terus mabuk dan bahkan selalu mengancam akan membunuh setiap minta uang,” kata Inggan seperti dikutip dari Rakyat Kalbar, Jumat (26/5).

Dia mengaku tak menyangka, akibat pukulan kayu bakar dan melilitkan kabel listrik di leher, membuat Welly Helmus tewas. Sebelumnya Inggan dan Welly cekcok mulut.

“Sebab korban sering mabuk dan meminta uang dibarengi dengan ancaman akan membunuh. Hingga terjadi kasus pembunuhan orangtua terhadap anak kandungnya sendiri,” kata Kapolres Bengkayang AKBP Permadi Syahids Putra, SIK, MH melalui Kasat Reskrim AKP Novrial Alberty Kombo.

Polisi sudah memeriksa saksi dalam kasus pembunuhan pemuda kelahiran Juli 1992 itu. Polisi memeriksa ibu korban, Paulina Jeha, 45, adik korban Aprianto, 23, dan Olivianus, 20. Petugas juga meminta keterangan warga setempat, Laurensius Na’i, 44. Polisi menyita barang bukti sebilah parang, sepotong kayu bakar, kabel listrik dan sehelai celana yang dipakai Welly Helmus.

Dijelaskan oleh Kombo, seperti diwartakan fajaronline.co.id, pada hari kejadian itu, sekitar pukul 19.00, Welly Helmus pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk dan marah-marah. Kemudian dia meminta uang kepada adiknya, Olivianus. Karena hanya diberi uang RM30 (Ringgit Malaysia), Welly Helmus semakin marah dan mengamuk.

Dia menghancurkan perabotan serta menggambil parang di dalam rumahnya. Pemuda lajang itu juga mengancam akan membunuh adik dan orang tuanya. Melihat kejadian tersebut, adik korban lainnya, Aprianto langsung melerai. Dia memegang tubuh Welly Helmus.

Pada saat tubuh korban dipeluk Aprianto, ayahnya, Inggan pun datang langsung merebut parang yang dipegang putra sulungnya itu. Setelah berhasil merebut parang, Inggan menyimpan dan mengamankannya.

Karena korban masih melawan saat dipegang oleh Aprianto, Inggan mengambil sebatang kayu bakar di dapur rumahnya. Kayu tersebut dipukulkan ke leher bagian belakang Welly Helmus sebanyak kurang lebih lima kali.

Welly Helmus tak berdaya. Aprianto melepaskan tubuhnya, korban pun tergeletak di lantai. Kemudian Aprianto langsung pergi meninggalkan rumahnya.

Inggan khawatir, Welly Helmus sadar dan akan melawannya. Dia pun mengambil kabel listrik dan memukulkannya ke tubuh korban. Kemudian melilitkan kabel ke lehernya hingga korban tewas.

“Setelah mengetahui korban meninggal, Inggan dan Aprianto diantar tetangganya, melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Jagoi Babang,” jelas Kombo.

Jajaran Sat Reskrim Polsek Jagoi Babang langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Setelah meminta keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti, polisi membawa jasad Welly Helmus ke RSUD Bengkayang untuk divisum.

“Untuk kepentingan pemeriksaan lanjutan, tersangka Inggan ditahan di Mapolres Bengkayang. Dia diancam hukuman di atas lima tahun penjara,” tegas Kombo.(*/foi)