Kubu Prabowo Tantang Lembaga Survei Beberkan Sumber Dana untuk Survei

Politik8 Views

kabarin.co – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menantang lembaga-lembaga survei buka-bukaan terkait sumber dana yang mereka terima melakukan survei. Tantangan ini dilontarkan Jubir BPN, Andre Rosiade saat dikonfirmasi mengenai alasan Prabowo-Sandi tidak mempercayai metodologi ilmiah yang dilakukan lembaga survei dalam melakukan hitung cepat Pilpres 2019.

Andre percaya, lembaga-lembaga survei itu tidak mungkin merogoh kocek pribadinya untuk melakukan survei secara berkala sejak enam bulan terakhir. Bahkan, Andre secara spesifik merujuk nama-nama petinggi sejumlah lembaga survei seperti Saiful Mujani dari SMRC, Yunarto Wijaya dari Charta Politika, Hasan Nasbi dari Cyrus Network, Burhanuddin Muhtadi dari Indikator Politik Indonesia serta Hanta Yudha dari Poltracking Indonesia.

Kubu Prabowo Tantang Lembaga Survei Beberkan Sumber Dana untuk Survei

“Pertanyaan saya, apakah mungkin Saiful Mujani mengeluarkan uang miliaran dari kantong dia sendiri? Apakah mungkin Yunarto Wijaya mengeluarkan uang dari kantong dia sendiri, Burhanuddin Muhtadi mengeluarkan uang dari kantong pribadi dia sendiri? Apakah mungkin Hanta Yuda ingin mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri?,” kata Andre, di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat (19/4/2019).

Dia menuturkan, masyarakat berhak mengetahui asal usul sumber pendanaan lembaga survei dalam melakukan survei. Hal ini lantaran survei yang dilakukan sejumlah lembaga tersebut telah memenuhi ruang publik selama masa kampanye dengan narasi Jokowi akan menang besar. Padahal, quick count yang dipublikasikan oleh sejumlah lembaga tersebut menunjukkan selisih suara Jokowi dan Prabowo hanya sekitar 8%.

“Publik berhak tahu dan kami berhak bertanya karena anda mengisi ruang piblik menyatakan pak Jokowi menang besar. Menang di atas 20%. Faktanya di quick count Anda ternyata yang 20% berubah 8%, ada 12%error dari lembaga survei yang selama ini membangun narasi opini pak Jokowi menang tebal,” katanya.

Dalam kesmpatan ini, Andre menyatakan, pihaknya menghormato quick count yang dipublikasikan oleh sejumlah survei itu. Kendati demikian, lanjut Andre, berdasarkan C1 Plano di TPS seluruh Indonesia yang diterima BPN sejauh ini, Prabowo memenangkan pertarungan Pilpres 2019.

“Saya ingin sampaikan kamis menghormati hasil quick count. Silahkan saja quick count menyatakan pendapatnya, tapi saat ini kami sudah mengumpulkan C1 Plano 60% data yang masuk ke BPN. Berdasarkan data itu, pak Prabowo mengumumkan dan menyatakan kemenangannya,”katanya.

Hasil real count internal Prabowo-Sandi ini berbeda dengan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei. Quick count SMRC, misalnya, dengan 99,53% suara yang masuk per tanggal 19 April 2019 pukul 23.14 WIB, pasangan Jokowi-Ma’ruf meraih 54,82% sementara pasangan Prabowo-Sandi meraih 45,18%. Sedangkan quick count Cyrus Network, dengan 99,95% suara yang masuk, Jokowi-Ma’ruf meraih 55,62% dan Prabowo-Sandi 44,38%. Quick count yang dilakukan Charta Politika tak jauh berbeda. Dari 99,65% suara masuk, Jokowi-Ma’ruf meraih 54,33% dan Prabowo-Sandi 45,67%

(epr/bts)

Baca Juga:

BPN Laporkan Metro TV ke Dewan Pers soal Berita Prabowo di Padang

Suara Turun di Pileg 2019, Demokrat Merasa Korban Politik Identitas BPN

Surat Suara Tercoblos, BPN Desak Jokowi Copot Dubes Malaysia