Marinir AS Diterpa Skandal Pornografi, Ratusan Foto Telanjang Tentara Wanita Diselidiki

kabarin.co – Dinas Investigasi Kriminal Angkatan Laut menyatakan Korps Marinir Amerika Serikat meminta mereka untuk memeriksa lebih lanjut sebuah folder Dropbox yang diberi kode Hoes Hoin. Folder tersebut dilaporkan memuat ratusan foto tanpa busana prajurit wanita di berbagai angkatan.

Skandal tersebut pertama kali dilaporkan oleh VICE News. “Ini telah dilaporkan melalui NCIS dan tindakan yang tepat telah dilakukan,” kata juru bicara Korps Marinir Kapten Christopher Harrison. “Saya rasa situs tersebut telah ditutup,” imbuhnya.

Pada Jumat malam Dropbox mengatakan bahwa situs tersebut telah dilarang. “Tautan ini telah ditutup dan dilarang sehingga tidak dapat beredar kembali di Dropbox. Seperti biasa, kami menyelidiki laporan konten yang melanggar Kebijakan Penggunaan yang Diterima kami. Jika ditemukan pelanggaran, kami hapus kontennya, jika perlu, kami ambil tindakan lain seperti melarang konten dan/atau melaporkannya ke penegak hukum,” kata Dropbox dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Airforcetimes.com.

Juru bicara Pentagon mengatakan Departemen Pertahanan juga “mengetahui laporan atas situs Dropbox” dan mengatakan mereka akan menyelidiki serta menuntut jika perlu.

Kongres mengeluarkan Undang-Undang pada Desember 2017 yang menyatakan “penyiaran atau penyebaran gambar intim yang salah” merupakan tindak pidana yang dikenai hukuman militer serta pemberhentian tidak dengan hormat.

Kebijakan baru ini diberlakukan dalam menanggapi Marines United, sebuah grup tertutup di laman Facebook yang terbongkar tahun lalu. Laman tersebut berisi komentar pelecehan seksual dan gambar eksplisit anggota angkatan bersenjata dan warga sipil.

Marines United memiliki sekitar 30.000 anggota. Dalam beberapa kasus, hal tersebut menyebabkan penguntitan korban.

Hingga saat ini, Korps telah melakukan 80 disposisi kasus terkait pemberantasan kelakuan buruk daring selama tahun lalu. Ini termasuk tujuh pengadilan militer, 14 hukuman non-yudisial, enam pemisahan administratif dan 28 tindakan administratif yang merugikan.

Secara keseluruhan, menurut pejabat Korps Marinir, penyelidikan telah mengidentifikasi 119 potensi pelaku – 97 diantaranya bagian dari Angkatan Laut – setelah skandal tersebut terungkap.(cnni)