Supardi juga mencatat bahwa ada kecenderungan generasi muda mengabaikan atau tidak memahami nilai-nilai adat dan budaya, fenomena yang tersebar di hampir 18 kabupaten/kota.
“Saatnya kita bersama-sama mengatasi masalah ini, seiring dengan perubahan zaman, nilai-nilai adat dan budaya tetap relevan untuk membimbing masyarakat melewati berbagai permasalahan,” tegasnya.
Dalam konteks kesehatan, Supardi memberikan contoh dampak positif dari penerapan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau terkait ketahanan pangan keluarga dan suku, yang dapat menghindarkan permasalahan stunting.
“Walaupun angka stunting di Payakumbuh cukup tinggi, kita bisa bersama-sama menyelesaikan masalah ini dengan mengadopsi nilai-nilai yang sudah ada,” katanya.
Supardi menekankan, adat dan budaya bukanlah sesuatu yang kuno dan tidak relevan dengan masa depan. Sebaliknya, dengan mempertahankan dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut, daerah dapat mencapai kemajuan yang lebih baik. “Justru dengan nilai adat dan budaya yang sudah ada ini, kita bisa menjadi daerah yang maju,” pungkasnya.