Karena alasan itulah ia memilih mundur agar umat dan ormas Islam tidak terpecah. Ia merasa harus menjadi penengah atas hal ini, agar kepercayaan terhadap organisasi Islam dapat terjaga.
Din mengklaim pernah diajak untuk bergabung dengan tim pemenangan Jokowi. Tapi ajakan itu dia tolak dengan alasan yang sama, tidak ingin umat terpecah. Apalagi dia dekat dengan kedua kubu.
Hubungan Din Syamsuddin dengan Jokowi terbangun setelah hampir setahun ia menjadi utusan khusus. Sedangkan relasinya dengan Prabowo terbentuk saat ia menjabat sebagai direktur Center for Policy and Development Center (CPDS). Mereka sering bersinggungan lantaran salah satu programnya mendekatkan cendekiawan muslim yang ia bawahi, dengan pasukan TNI. “Jadi saya ingin mengambil sisi penengah dan perantara,” kata dia. (epr/tem)
Baca Juga:
Din Syamsudin: Presiden Tidak Selesaikan Masalah Justru Timbulkan Masalah Baru