Wacana Pertemuan Kedua Tim Sukses Capres Perlu Diwujudkan

kabarin.co – Rencana pertemuan rutin antara kedua tim sukses pasangan capres-cawapres disambut baik kedua pihak. Wacana itu pernah muncul September lalu saat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyatakan ingin menggelar pertemuan rutin dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.

Sayangnya wacana itu seolah hilang akibat perkembangan kampanye yang semakin panas antara kedua kubu. Ruang publik dan media massa kerap diisi saling tuding hingga saling lapor ke Bawaslu dan Bareskrim. Akibatnya tahapan kampanye Pemilu 2019 kehilangan esensi serta jauh dari nilai demokrasi.

banner 728x90

Wacana Pertemuan Kedua Tim Sukses Capres Perlu Diwujudkan

Wakil Sekretaris TKN Abdul Kadir Karding mengatakan kedua pihak memang perlu mendorong adanya pertemuan informal bersahabat antara TKN dan BPN. Paling tidak, kata Karding, kedua kubu bisa mencapai kata sepakat dalam batas-batas regulasi kampanye.

“Kira-kira apa yang memungkinkan disampaikan dalam kampanye serta metodologi kampanye seperti apa yang bisa kita gunakan bersama,” kata Karding dalam diskusi yang digelar Vox Point Indonesia di Jakarta, Kamis (6/12).

Sebelumnya Ketua TKN Erick Thohir dan Ketua BPN Djoko Santoso bertemu dan duduk satu meja di acara koordinasi Bawaslu pada Rabu (5/12) malam. Komunikasi keduanya terlihat kaku dan dingin hingga tidak bersedia diwawancarai media usai acara.

Karding kemudian menyatakan bahwa elit politik harus bisa menyampaikan contoh yang baik ke publik. TKN, kata dia, selama ini mengalami serangan lewat narasi negatif dan hoaks yang berakibat kondisi emosional massa pendukung mereka dimainkan.

“Karena situasi panas, saling serang di  media massa memang PR tambahan kita semua. Harus ada komitmen dari kedua belah pihak kalau memang ingin mencari titik kesepakatan,” ujarnya.

Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) BPN Intan Fauzi yakin TKN maupun BPN menginginkan demokrasi tidak dicederai dengan politik pecah belah. Dia menolak jika BPN disebut kerap melontarkan isu-isu tak berdasar seperti hoaks dan narasi negatif terhadap kubu lawan.

“Kami BPN tidak memainkan emosional massa. Di satu sisi memang kedewasaan kita berdemokrasi diuji, tapi kami tentu tidak akan memakai strategi seperti menebar hoaks dan narasi negatif itu,” kata Intan.

Anggota Fraksi PAN DPR RI itu menyatakan setuju jika pertemuan TKN dan BPN dilakukan secara berkala terutama selama enam bulan ke depan. Menurut dia, KPU atau Bawaslu selaku penyelenggara bisa mendorong hal tersebut.

“Bagus kalau bisa KPU fasilitasi karena kalau bicara pasangan capres hanya ada 01 dan 02. Sepanjang tidak menyalahi UU Pemilu, saya yakin TKN dan BPN pasti menginginkan pemilu damai,” ujarnya.

Analis politik Saiful Mujani Research Center (SMRC) Sirojudin Abbas menilai memang kedua pihak sama-sama memainkan emosi massa dalam berkampanye. Namun, dia menilai konflik antara elit parpol harus dibedakan dengan konflik di tataran akar rumput.

“Pertemuan kedua pihak TKN dan BPN itu bagus demi mencari titik yang selama ini dinilai menjadi potensi konflik. Tapi kalau di kalangan elit saya rasa semua selesai karena yang jadi persoalan di akar bawah,” ujarnya. (arn)

Baca Juga:

Pemberitaan Tidak Berimbang, Pengamat: Sah Saja Tim Sukses Prabowo Boikot Metro TV

Steril dari Parpol dan Caleg, Tim Relawan Nasional Fokus Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin

Tim Advokasi Prabowo-Sandi Minta Bawaslu RI Mencopot Videotron Jokowi-Ma’ruf di Sepanjang Jalan Protokoler DKI

banner 728x90