Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini berharap jika proses digitalisasi ini berjalan maka kebocoran listrik bisa diminimalisir, sehingga ke depan biaya capex untuk membangun pembangkit dan infrastruktur distribusi akan berkurang.
Adapun hal ini juga mempermudah pengguna listrik prabayar dalam melakukan pembelian dan pengisian token, karena tak perlu repot menekan tombol di meter, cukup melalui aplikasi.
“Transformasi digital akan terwujud jika ada sinergi antar-BUMN, misalnya antara PLN dengan Telkom yang digadang-gadang pemerintah menjadi Digital Hub BUMN,” ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut Andre, PMN (Penyertaan Modal Negara) dan penyaluran subsidi melalui PLN yang berasal dari pemerintah bisa lebih dipertanggungjawabkan.
Lebih lanjut, Andre mengatakan bahwa digitalisasi di BUMN merupakan keharusan, seperti yang sudah ditunjukkan Pertamina yang bersinergi dengan Telkom dalam melakukan digitalisasi SPBU. Sebab, digitalisasi menghasilkan transparansi, validitas data, serta menawarkan kemudahan dalam proses pengambilan keputusan.
“Telkom mendapat sruput fee dengan mendigitalisasi SPBU Pertamina, dan Pertamina mendapat smart teknologi yang advance. Sinergi BUMN antara PLN dan Telkom juga diharapkan segera terwujud, sehingga akhirnya masyarakat diuntungkan, Telkom juga mendapat fee dan PLN bisa lebih transparan,” terangnya.