Hal ini membuat harga barang impor mulai dari minyak, makanan hingga barang rumah tangga lainnya lebih mahal.
Pelemahan yen ini terjadi karena naiknya suku bunga di AS yang sangat agresif. Sementara itu Bank of Japan justru mempertahankan suku bunga acuan di bawah nol. Kondisi ini menjadikan suku bunga yang lebih tinggi cenderung lebih menarik uang para investor. Akibatnya permintaan mata uang lain lebih rendah.
Ekonom EY Nobuko Kobayashi mengungkapkan, jika melemahnya yen ini merupakan kabar baik untuk para eksportir. Nobuko menyebut jika hal ini bisa menekan biaya produksi dan pengiriman di pasar luar negeri.
“Untuk mereka yang produksi dan melayani pasar luar negeri akan mendapat untung karena yen lebih murah. Jadi sektor otomotif dan elektronik ini bisa meraup untung dari pelemahan yen,” jelas dia.
Nobuko menyebut dengan lemahnya yen ini juga menjadi kabar baik untuk perekonomian Jepang dan diharapkan bisa menarik investasi dari luar negeri.(pp)