Meski begitu, para konservasionis khawatir karena pemilik tanah utama di mana burung ditemukan baru saja menandatangi kesepakatan dengan perusahaan penebangan kayu, yang dapat mengancam merpati dan habitatnya.
Tim peneliti pun berusaha mencari pendanaan, supaya bisa kembali ke Fergusson dan mencari tahu berapa banyak spesies yang tersisa.
“Burung ini memiliki arti bagi masyarakat setempat. Itu adalah bagian dari legenda dan budaya mereka. Jika kita kehilangan spesies ini, kepentingan budayanya akan hilang seiring dengan perannya dalam ekosistem,” tambah Boersma.(pp)