Atika tiba di rumah temannya dalam keadaan basah kuyup dan lemas. “Basah kuyup, badannya dingin. Saya tanya kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar Pak Kapolsek itu,” ucap rekan Tika di rumah duka.
Selanjutnya, wanita yang akrab disapa Tika itu mengaku perutnya sakit dan muntah-muntah. Ia memuntahkan cairan berwarna hitam. Atika kemudian tertidur. Ia baru bangun pada sore hari. Saat itu, kondisinya sudah megap-megap.
Atika kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara untuk mendapatkan perawatan. Namun nyawanya tak tertolong.
Ayah Atika, Ahmad Rifai (50) meminta kasus kematian putrinya diusut tuntas. Rifai menyebut banyak kejanggalan atas kematian Atika. “Banyak keanehan. Kami tanya kepada rekannya, katanya korban dekat dengan oknum perwira polisi,” kata Rifai kepada wartawan, Jumat (26/1).
Rifai juga sudah melaporkan oknum AKP AR ke Propam Polda Lampung. Ia berharap mendapat kejelasan tentang penyebab kematian putrinya.
Warga Kota Alam, Kotabumi Selatan, Kotabumi, Lampung itu mengatakan, Atika meninggal dalam kondisi mulut berbusa. “Kami ingin kejelasan dan oknum Kapolsek itu bertanggung jawab,” pungkas Rifai.