Setelah seminggu bersama-sama membahas program, dan masa depan sepakbola, serta analisa pertandingan di masing-masing grup, instrukutur hanya mengatakan waktu satu minggu di modul pertama ini hanya pemanasan.
“Artinya, jika modul 1 baru pemanasan, tentu masih banyak modul lagi yang menuntut kita harus mempersiapkan diri untuk lebih awas dan siap lagi. Kita bayangkan berapa dahsyatnya modul 2 dan selanjutnya.”kata Nil.
“A Pro lisence ini secara otomatis merubah pola pikir kita. Bahwa sepak bola itu butuh Ilmu yg detail. Butuh diskusi yangg banyak, butuh latihan yang detail, butuh analisa yangg tajam, butuh owner yg expert, sehingga semuanya berjalan seperti yg di harapkan.”
Ditanya soal yang didapatkan dari seminggu kursus modul 1, Nil mengatakan, kursus ini dibuat tujuan akhirnya adalah melahirkan pelatih yang berkualitas. Dari seorang pelatih berkualitas, nanti akan lahir pemain dan tim yang berkualitas pula.
“20 peserta dari Indonesia, plus tiga dari luar sangat antusias. Kita saling diskusi dan saling komunikasi. Seminggu bukan waktu yangg sebentar, tapi bukan pula waktu yg lama, tapi seminggu itu maknanya sangat dalam.”tutup Nil.(*)