Safari Politik Penting bagi NKRI, namun Sebenarnya Jokowi Kaget dengan Aksi 411

Politik5 Views

kabarin.co, JAKARTA-Pengamat politik mengatakan point penting dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan beberapa tokoh nasional seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah bagaimana mengawal Pancasila, menjaga keutuhan NKRI, merawat Bhineka Tunggal Ika dan menyelamatkan demokrasi di tengah perbedaan pandangan dan kepentingan politik.

Pengamat senior Politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan bahwa masyarakat saat ini menantikan sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pasca-pertemuan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana.

“Sehubungan dengan hal tersebut, kini publik menunggu sikap negarawan dari SBY, Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan tokoh-tokoh lainnya untuk mencontoh sosok Prabowo yang sudah menunjukkan sikap kesatria dan kenegarawanannya,”ujarnya Minggu (20/11/2016).

Ia berharap, tidak hanya Jokowi dan Prabowo tetapi untuk semua pimpin di semua level, sehingga sikap negarawan dapat diwariskan kepada masyarakat khususnya penerus bangsa.

Sementara pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya terkejut dengan jumlah massa aksi yang turun dalam demonstrasi 4 November yang mencapai 2,3 juta orang.

Hal ini dibuktikan dengan serangkaian safari militer dan politik yang dilakukan mantan wali kota Solo itu. “Saya yakin beliau pasti kaget dengan aksi 411.”

“Banyak (massa) ternyata. Ini menjadi pembelajaran beliau, di negara ini, yang begini (demo dengan jutaan massa) bisa terjadi,” kata Hendri di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).

Menilai pernyataan-pernyataannya, Hendri Satrio mengatakan, Jokowi ingin menyiratkan pesan, jika ada keadaan genting, maka puluhan ribu pasukan akan diterjunkan.

Hal ini menimbulkan tanda tanya masyarakat, dalam konteks apa pernyataan tersebut dilontarkan Presiden.

“Ada tiga saja sebenarnya yang disampaikan, saya panglima tertinggi, jaga kebhinekaan, dan minta loyalitasnya. Enggak masalah, asal jangan ‘nanti kalau keadaan genting pasukan bisa saya turunkan‘. Ini kan membuat masyarakat bertanya, ada apa sih Pak Jokowi bicaranya begini terus,” ucap dia.

Adapun inisiatif pertemuannya dengan tokoh-tokoh agama, para pemimpin pondok pesantren dan ormas-ormas Islam besar dinilai sebagai upaya untuk memulihkan citranya yang terlanjur merosot di kalangan umat Islam, setelah Jokowi tidak mau menemui delegasi para pengunjuk rasa secara langsung di Istana. (mfs)

Baca juga:

Wiranto: Keadaan Sudah Dingin Jokowi Tidak akan Temui SBY

“Rakyat akan Turunkan Jokowi Jika Biarkan Ahok Jadi Duri Dalam Daging NKRI”

PDIP Dukung Silaturahmi Politik Jokowi, Demokrat: Jangan Nyindir, Temui SBY Juga Dong!