Soal Ekonomi RI, Kekhawatiran BI dan OJK

kabarin.co – Jakarta, Perekonomian Indonesia dianggap masih dalam batas terkendali pada awal tahun ini. Namun dengan pondasi ekonomi yang belum terlalu kuat, maka berbagai risiko tetap menghantui Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, sejak awal tahun dana asing yang masuk ke dalam negeri sangat besar. Sehingga mampu mendorong rupiah menguat cukup signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Akan tetapi ada beberapa hal yang bisa mendorong dana itu kembali keluar. Dari sisi global, misalnya dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).

“Kami tahu bahwa Indonesia juga menerima portofolio investment yang cukup besar untuk biayai current account deficit kami identifikasi bahwa risiko reversal itu bagi Indonesia,” ujarnya usai rapat KSSK di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Jumat (13/5/2016).

BI bersama pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memastikan ekonomi Indonesia dalam keadaan terkendali. Terutama terhadap indikator ekonomi makro.

“Kemajuan indikator ekonomi Indonesia dengan inflasi dan CAD terkendali dan kepastian ekonomi stabil kami lihat ini bsia dikendalikan dengan baik,” jelas Agus.

Ketua DK OJK Muliaman D Haddad menambahkan dari dalam negeri, perekonomian harus didorong lebih cepat. Terlihat pada pertumbuhan kredit perbankan, di mana kuartal I – 2016 hanya tumbuh 13%.

“Turunnya kredit di kuartal I memang masih rendah. Pola seperti ini setiap tahun. Kami yakin akan adarecovery sesuai dengan ekonomi yang naik tahun ini tentunya akan meminta tambahan kredit yang lebih besar di kuartal IV,” papar Muliaman. (det)

Leave a Reply