Sutradara Film Mengaku Tidak Tahu Soal Pistol Ilegal Gatot

kabarin.co – Jakarta, Sutradara film Dedi Setiadi mengaku tidak tahu-menahu perihal dua senjata api yang diduga ilegal jenis Glock 26 dan Walther PPK 22, serta ribuan peluru milik Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Gatot Brajamusti.

Menurut Dedi, dalam film yang diproduseri Gatot yang digarap olehnya, senjata api yang digunakan menjadi tanggung jawab kru bidang properti dan art director.

“Saya sama sekali tidak tahu,” kata Dedi di depan Gedung Subdirektorat Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (14/9). Dedi diperiksa sebagai saksi untuk Gatot dalam kasus kepemilikan dua pistol itu.

Dedi mengatakan ada sekitar sepuluh senjata yang digunakan sebagai properti dalam pembuatan film yang digarapnya. Namun, dia mengaku tidak tahu perihal keaslian 10 senjata itu.

Demikian pula dengan dua senjata api ilegal yang disita polisi dari rumah Gatot, Dedi mengaku tidak tahu apakah senjata tersebut merupakan bagian dari 10 senjata yang digunakan sebagai properti dalam film yang digarapnya atau tidak.

“Soal properti bukan urusan sutradara,” ujarnya.

Dalam pemeriksaan, Dedi mengaku ditunjukkan gambar senjata api yang diduga milik Gatot. Penyidik menurutnya bertanya apakah Dedi pernah melihat Gatot membawa senjata api itu atau tidak.

Terkait dengan kasus kepemilikan senjata api ilegal itu, sebelumnya polisi telah memeriksa mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional I Putu Gede Ary Suta. Ary Suta diperiksa karena pengakuan Gatot yang mengaku menerima senjata api dari Ary Suta. Namun, Ary Suta membantah pernyataan Gatot tersebut.

Pesinetron Elma Theana juga telah diperiksa penyidik. Dalam pemeriksaan, Elma juga mengaku diperlihatkan dua pucuk senjata api milik Gatot. Elma diperiksa karena menjadi salah satu pemeran dalam film yang digarap Dedi.

Polisi juga berencana memeriksa artis Nadine Chandrawinata yang juga bermain dalam film yang dibuat Dedi.

Film Tak Bermutu

Dedi menyesal menggarap film berjudul Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanitayang diproduseri oleh Gatot Brajamusti. Menurutnya, film tersebut sama sekali tidak bermutu.

“Itu film busuk. Saya menyesal kerja sama dengan dia (Gatot),” kata Dedi.

Dia pun menyebut Gatot sosok yang tidak profesional. Meski seorang Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Gatot tidak displin dan kerap datang terlambat.

Saat pengambilan gambar, Gatot menurut Dedi sering mengeluh capek dan sesuka hati meminta waktu istirahat. “Masa take jam delapan pagi baru datang jam tiga sore,” kata Dedi.

Film tersebut diproduksi pada 2010. Selain memproduseri, Gatot juga ikut bermain di dalamnya. Elma Theana dan Nadine Chandrawinata juga berperan dalam film yang mulai diputar pada 2013 itu.(cnn)

Baca Juga:

Gatot Pimpin Sholat Idul Adha Di Rutan Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat

Panda Nababan Batal Datangi KPK Untuk Diperiksa Terkait Kasus Gatot

Polisi Selidiki Latar Belakang Wanita Yang Mengaku Di Perkosa Gatot