Aksi Boikot Sari Roti, Ini Profil Pemiliknya?

kabarin.co – Aksi boikot produk Sari Roti oleh umat Islam yang viral di media sosial. Banyak yang bertanya-tanya siapakah pemilik usaha roti terbesar di Indonesia tersebut?

Sari Roti Punya Siapa?

Sari Roti juga merupakan produsen roti pertama yang melantai di bursa saham. Pada 28 Juni 2010, saham perdana Sari Roti ditawarkan seharga Rp 1.275 per saham. Kini, sahamnya telah diperdagangkan di kisaran harga Rp 1.500 per saham.

Lalu siapa saja pemilik saham itu? Sebanyak 31,5 persen saham Sari Roti dimiliki PT Indoritel Makmur International Tbk. Selain Sari Roti, Indoritel juga membawahi PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan PT Fastfood Indonesia (KFC).

Sementara, Indoritel sendiri merupakan bagian dari konglomerasi Salim Group. Artinya, perusahaan ini masih “bersaudara” dengan perusahaan lain seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Jaringan bisnis mereka sangat luas, dari tepung terigu (Bogasari), mie instant (Indomie), semen (Indocement), hingga otomotif (Suzuki).

Bermodalkan jaringan dan sokongan sebesar itu, kini ketahanan usaha Sari Roti tengah diuji oleh aksi boikot tersebut. Yang jelas, para pekerja pabrik dan penjual roti keliling bakal terpukul pertama kali dan merasakan dampak yang paling keras.

Profil CEO Salim Group

Anthony Salim alias Liem Hong Sien, CEO Group Salim (generasi kedua) terpilih sebagai salah seorang 10 Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Warta Ekonomi. Dia dinilai berhasil membangun kembali kerajaan bisnis Salim Group, setelah sempat mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi 1998.

Sebelum krisis moneter dan ekonomi 1998, Group Salim terbilang konglomerasi terbesar di Indonesia dengan aset mencapai US$ 10 milyar (sekitar Rp 100 trilyun). Majalah Forbes bahkan pernah menobatkan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim, sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

Bank Central Asia (BCA), miliknya di-rush pada saat krisis multidimensional 1998 itu. Untuk mengatasinya, terpaksa menggunakan BLBI dan akibatnya berutang Rp 52 trilyun. Anthony yang sudah dipercayakan memegang kendali perusahaan menggantikan ayahandanya Sudono Salim (Liem Sioe Liong) ini pun bertanggung jawab.

Dia melunasi seluruh utangnya, walaupun harus terpaksa melepas beberapa perusahaan. Di antara perusahaan yang dilepas adalah PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA (kemudian dikuasai Farallon Capital dan Grup Djarum) dan PT Indomobil Sukses Internasional.

Namun, dia tetap mempertahankan beberapa perusahaan, di antaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Bogasari Flour Mills, yang merupakan produsen mi instan dan terigu terbesar di dunia. Selain itu juga berkibar beberapa perusahaan di luar negeri, di antaranya di Hong Kong, Thailand, Filipina, Cina dan India.

Majalah Globe Asia menobatkan Anthony Salim, bos Grup Indofood sebagai taipan terkaya ketiga Indonesia. Dia berada di bawah posisi Budi Hartono (Grup Djarum) dan Eka Tjipta Widjaja (Grup Sinar Mas). Menurut perhitungan majalah itu – yang didasarkan pada nilai kepemilikan saham baik yang listed atau non listed – Anthoni memiliki harta US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun. (apt-berbagai sumber)

Baca Juga:

Sari Roti Tak Laku, Mau Konfirmasi ke Situs Resmi nya pun Mati?

Gara-gara Bantah Ikut Aksi 212, Saham Sari Roti Turun Drastis

Sari Roti Tidak Terlibat Aksi Bela Islam 212, Berikut Siaran Persnya