Pasca Gerakan 212, Sari Roti Tak Lagi Laku?

Opini4 Views

kabarin.co – Gerakan 212 diwarnai berbagai macam peristiwa dan mempunyai dampak untuk negara tercinta kita,Indonesia. Aksi massa yang dibalut dengan tajuk “Bela Islam” ini memang fenomenal, setidaknya sejak pasca-reformasi, gerakan massa yang melibatkan massa paling banyak dan relatif berjalan tertib baru terjadi pada aksi ini. Isu yang diusung pun tunggal yakni penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta (non aktif) Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan terhadap agama.

Aksi belas Islam ini telah menorehkan sejarah gerakan sosial yang melibatkan massa massif dan mampu mengumpulkan ragam corak aliran dan ideologi peserta aksi. Aksi ini  janganlah dipandang remeh oleh pemerintah. Karena bagaimanapun aksi belas Islam ini telah memengaruhi konstalasi politik nasional.

Secara jelas gerakan 212 berdampak pada aksi pemboikotan Roti “Sari Roti”. Akibatnya Sari Roti menjadi perbincangan publik setelah mengumumkan klarifikasi terkait pembagian produknya secara gratis di aksi damai 212. Sayangnya, kaum Muslimin merasa tersakiti sebab adanya pilihan kata yang menggambarkan bahwa aksi 212 bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, serta bermuatan politik.

Klasifikasi yang berbunyi “Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk,” Jelas-jelas menunjukan kontra Sari Roti terhadap Gerakan 212 dan secara tidak langsung menuding kegiatan Aksi Belas Islam 212 ini bermuatan politik.

Klarifikasi Sari Roti tersebut berdampak pada aksi pemboikotan oleh Umat muslim di Indonesia. Himbauan Boikot tersebut semakin meluas sehingga terjadi gerakan masif di terutama di media sosial untuk tidak membeli dan mengkonsumsi roti tersebut. Pengamamat komunikasi politik Muhammad Ilham Akbar  berpendapat “Seharusnya PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen Sari Roti tidak membuat pernyataan blunder. Lebih baik diam saja terkait ada Sari Roti yang digratiskan di aksi 212,” kata Ilham.

Ilham menilai, pernyataan resmi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk itu sangat kontra produktif dan merugikan umat Islam. “Logikanya, ketika perampok menggunakan mobil merek tertentu untuk merampok, apakah produsen mobil itu perlu klarifikasi?” tanya Ilham.

Menurut Ilham, gerakan boikot Sari Roti merupakan gerakan protes yang sangat efektif untuk memberikan pelajaran buat PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. “Ini pelajaran buat semua bahwa konsumen terbesar di Indonesia itu umat Islam, untuk itu jangan sekali-kali menyakiti umat Islam,” pungkas Ilham.

Dampak Pemboikoitan Sari Roti terasa nyata setelah saya mengunjungi beberapa gerai mini market, dimana terlihatnya tumpukan Sari Roti yang menandakan ketidak lakuanya, berbanding terbalik dengan “kompetitor” nya yang hampir ludes terjual.

Untuk itu menurut saya Sari Roti membuat pernyataan blunder yang menyebabkan kerugian bagi perusahaannya dan penurunan saham yang signifikan.Seharusnya Sari Roti sebaiknya memilih diam dan tidak menyatakan klasifikasi  yang bersifat komtra dan membuat gerakan yang keliru. (red)

Oleh: M.Verdian Inzaghi (Mahasiswa FIKOM Unpad)

Baca Juga:

Aksi Boikot Sari Roti, Ini Profil Pemiliknya?

Sari Roti Tak Laku, Mau Konfirmasi ke Situs Resmi nya pun Mati?

Gara-gara Bantah Ikut Aksi 212, Saham Sari Roti Turun Drastis

Sari Roti Tidak Terlibat Aksi Bela Islam 212, Berikut Siaran Persnya