Aksi Solidaritas Jurnalis Bali, Demo Kutuk Pemukulan Wartawan oleh Anggota TNI

kabarin.co – Denpasar, Aksi solidaritas terhadap Wartawan NET TV Madiun Sony Misdananto, 30 tahun, yang mendapat tindak kekerasan oleh anggota TNI, terus berlangsung. Hari ini, Selasa, 4 Oktober 2016, berlangsung di kawasan Titik Nol Kota Denpasar, Bali. Tak jauh dari Markas Komando Daerah Militer IX/Udayana.

Peserta aksi adalah puluhan jurnalis di Bali, yang terdiri dari anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bali. Mereka mengutuk tindak kekerasan yang dengan sengaja dilakukan sejumlah anggota Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha Madiun, Jawa Timur, pada Minggu, 2 Oktober 2016.

Kontributor NET TV Bali Muhammad Hasanudin, saat berorasi mengatakan bahwa kasus kekerasan yang menimpa rekannya harus diusut secara transparan. “Harus tegas dan tuntas, termasuk kasus kekerasan terhadap jurnalis di Medan yang sampai saat ini belum jelas penanganannya,” katanya.

Adapun Ketua AJI Denpasar Hari Puspita mengatakan kekerasan terhadap jurnalis tidak boleh terulang lagi. “Beberapa kejadian pengusutannya berbelit-belit, seolah-olah kurang serius,” ujarnya.

Menurut Hari, pada masa kepemerintahan Presiden Joko Widodo kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan oleh aparat keamanan negara justru tak kunjung menurun. “Eskalasinya sepertinya beruntun, dari tahun ke tahun selalu saja ada,” tuturnya.

Jarak antara lokasi aksi dengan Markas Komando Daerah Militer IX/Udayana sekitar 50 meter. Namun, para jurnalis dilarang melakukan longmarch sampai ke Markas Kodam guna menyampaikan aspirasinya. Pihak Kodam hanya menugaskan perwakilannya menemui para jurnalis untuk menerima surat pernyataan sikap yang diserahkan oleh Hari Puspita dan Ketua IJTI Bali Agung Kayika.

Komandan Kodim 1611/Badung Letnan Kolonel (Czi) M. Leo Pola Ardiansa tampak di lokasi aksi. Saat diwawancara, dia  mengatakan TNI tetap menerima aspirasi. “Panglima TNI juga sudah memberikan komando yang tegas untuk pelakunya. Sekarang sudah diproses di Denpom Madiun. Enggak usah khawatir,” katanya.

Leo juga mengatakan, Panglima Kodam Udayana sudah menekankan kepada seluruh anggota di jajaran Kodam Udayana agar tidak melakukan aksi konyol semacam itu.

Tindak kekerasan terhadap Sony terjadi Minggu, 2 Oktober 2016. Saat itu ia sedang merekam peristiwa rombongan pencak silat yang menabrak seorang pengguna jalan di Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur.

Saat melakukan perekaman itulah, Sony diduga mengalami pemukulan oleh sejumlah anggota Yonif Lintas Udara 501/Bajra Yudha Madiun. Pemukulan menggunakan besi dari arah belakang. Selain itu anggota TNI juga merusak alat kerja milik Sony.(tem)

Baca Juga:

Dewan Pers Siapkan MoU Dengan Panglima TNI Untuk Tekan Kasus Kekerasan Pada Wartawan

Oknum PNS Pukuli Wartawan, Aliansi Jurnalis Gelar Aksi Solidaritas

Salah Satu Wartawan Tribun Jabar Diintimidasi Gara-gara PON Jabar