Banjir Bandang Desa Sintuwu Sulawesi Tengah, Satu Korban Meninggal

Daerah4 Views

kabarin.co Palu – Hujan deras yang terus mengguyur Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengakibatkan banjir bandang. Banjir yangmenerjang sejumlah rumah warga itu terjadi Selasa (17/5/2016) sekitar pukul 15.30 Wita.

Informasi yang berhasil dirangkum, banjir bandang itu mengurung warga yang berada di desa tersebut. Hingga berita ini diturunkan, disebutkan warga masih belum bisa bergerak karena akses utama jalan menuju desa tersebut terputus akibat longsor.

Salah seorang warga menyebutkan, kejadian itu berlangsung sangat cepat. Air katanya tiba-tiba datang dan menyeret apa saja yang ada di depannya termasuk rumah-rumah penduduk dan tanaman pertanian lainnya dan juga hewan ternak.

“Hujannya deras sekali, dari jam 2 siang. Sementara sibuk di dalam rumah, tiba-tiba ada suara gemuruh seperti Guntur. Tapi dicuek, pas keluar rumah, di jalan sudah banyak air danbanjir,” sebut Dhiny Andhiny Irmayanii, seorang warga yang baru saja menghubungi keluarganya di Desa Sintuwu melalui telepon seluler.

Ia menyebtukan, beberapa rumah ikut terbawa longsor. “Ada empat rumah kalau tidak salah, ada satu masjid, tapi mesjidnya cuma pagarnya saja. Terus ada kayu besar melintang di depan masjid,” imbuhnya.

Dikatakan, warga di desa tersebut tidak bisa kemana-mana, karena di sebelah kiri jalan longsor, sementara sebelah kanan sungai yang meluap. Tak hanya itu, warga juga masih was-was karena masih sesekali terdengar suara gemuruh dari reruntuhan longsor dan air bah.

Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi apakah ada korban jiwa dan jumlah kerusakan baik rumah maupun lahan pertanian, serta ternak warga.

Update : Ditemukan satu korban tewas.

Banjir bandang yang menerjang Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Selasa sore (17/5/2016) dilaporkan mengakibatkan seorang warga tewas terseret banjir.

Informasi yang diperoleh, warga yang meninggal itu bernama Dimas (11 tahun). Besar dan derasnya tekanan air yang disertai dengan batang-batang pohon membuatnya tidak bisa menyelamatkan diri ketika banjir bandang itu menerjang.

Selain itu, satu rumah mengalami rusak parah dan tujuh lainnya terisolir. Akses jalan sepanjang dua kilometer tertutup sama sekali oleh lumpur dan pohon-pohon besar.

Sebuah mobil tertimbun lumpur dan sedikitnya 10 unit motor juga ikut tertimbun. Ratusan hektar lahan pertanian mengalami kerusakan. Ratusan ekor ternak kambing ikut hanyut dan belum diketahui rimbanya.

Saat ini, situasi di lokasi bencana masih cukup mengkhawatirkan. Struktur tanah yang labil dan basah karena terus menerus diguyur hujan masih memungkinkan terjadinya longsor. Sedikitnya 18 Kepala Keluarga terpaksa harus diungsikan sementara untuk menghindari bencana susulan.

Sejumlah pihak berwenang telah diturunkan, terutama untuk mengevakuasi warga yang terisolir. Alat berat juga sudah dikerahkan untuk membersihkan lumpur yang menutupi jalan-jalan utama.

Warga menyebutkan, yang dibutuhkan bagi korban saat ini adalah makanan karena longsor dan banjir bandang itu sama sekali telah memutus mata rantai logistic dan pangan. (bp)