Bersiap Total Football, Dua Kubu Capres Diminta Perbaiki Metode Kampanye

Politik6 Views

kabarin.co – Direktur eksekutif Kedai Kopi Kunto Adhi Wibowo menilai isu Indonesia punah tidak memiliki efek elektoral siginifikan bagi kedua kubu capres-cawapres. Isu ini dilontarkan capres 02 Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato politik di Konferensi Nasional (Kornas) Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).

Sepekan isu tersebut bergulir di media massa dan media sosial, ternyata tidak menghasilkan insentif elektabilitas terhadap kedua kubu.

Bersiap Total Football, Dua Kubu Capres Diminta Perbaiki Metode Kampanye

Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso telah menanggapi isu tersebut lewat rilis, Jumat (21/12). Djoko menanggapi serangan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto yang sebelumnya menyatakan isu itu sebagai cara untuk menakut-nakuti.

“Isu ini hanya saling memperkuat voter masing-masing. Pendukung Prabowo makin teguh mendukung Prabowo, tapi pendukung Jokowi terus mengetawakan isu ini,” kata Kunto dalam diskusi bertajuk ‘Pasca Pemilu Prabowo Kalah, Indonesia Punah’ di Jakarta, Jumat (21/12).

“Sisi baik isu ini adalah pemilih akan berusaha mencari informasi terkait Indonesia punah. Di Googling kata Indonesia punah salah satu yang paling dicari.”

Kajian Kedai Kopi menyatakan isu-isu yang tidak dipersiapkan dengan baik malah bisa menggerus elektabilitas. Dia melihat isu hoaks, isu massa yang hadir di Aksi 212 atau Indonesia punah hanya menaikkan suara maksimal sekitar 1 persen. Justru efek domino dari isu yang kemudian digoreng mempengaruhi elektabilitas.

“Metode kampanye kedua kubu mungkin diperbaiki lagi. Mungkin isunya harus lebih elit dan kena substansi,” ujarnya.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengkritik keras isu Indonesia punah. Isu ini, kata dia, mengulangi isu yang pernah dilontarkan Prabowo periode Maret lalu saat mengucapkan Indonesia bubar. Kritik diucapkan di depan massa Gerindra.

“Ini semacam politik insinuasi yang menakut-nakuti. Padahal optimisme sebagai bangsa harus dibangun,” kata Boni.

Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti melihat kadar kebenaran ‘Indonesia Punah’ nol persen, tapi sudut pandangnya dilihat dari metode kampanye. Tujuan utamanya untuk menaikkan elektabilitas yang pada saat bersamaan elektabilitas Prabowo disebut sedang naik sedangkan elektabilitas Jokowi stagnan.

Ray melihat metode kampanye antara kedua kubu sudah mulai masuk area total football. Artinya kedua kubu bakal saling serang lewat isu di media massa dan media sosial. Apalagi sebelumnya muncul ungkapan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir mengatakan saatnya TKN menyerang.

“Januari nanti total football ini akan memasuki babak baru,” kata Ray.

Analis politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan Januari 2019 akan menjadi babak baru tahapan kampanye. Pemilih, kata dia, lebih menginginkan kampanye dengan metode blusukan. Artinya metode kampanye berkumpul di lapangan dengan bernyanyi sudah tidak penting lagi.

“Orang itu yang penting sekarang adalah masuk ke pasar, masuk gorong-gorong, berkunjung ke sekolah, ke desa-desa dan sebagainya. Ini yang paling menentukan dan frekuensinya akan lebih banyak,” kata Emrus. (arn)

Baca Juga:

Terdaftar di KPU dan WAPOR, KedaiKOPI Panaskan Mesin untuk Pemilu 2019

KPU Matangkan Konsep Debat Capres, Timses: Jangan Seperti Cerdas-Cermat

Usulan Debat Capres Selama 6 Jam Bertujuan Mendalami Persoalan dan Visi Misi