BMKG Padang Panjang Deteksi Gelombang Terindikasi Nuklir Sebesar 6,2 Skala Richter

Daerah5 Views

kabarin.co – Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat, dikejutkan dengan rekaman data gelombang seismograph PDSI Padang sekitar pukul 10.38 WIB yang terindikasi uji coba nuklir, yang ditengarai dilakukan oleh Korea Utara.

“Gelombangnya beda dengan gelombang gempa. Indikasi ledakan nuklir Korea Utara jam 10.29 WIB, sinyal tercatat di seismograph Padang jam 10.38 WIB. Kekuatan ledakan nuklirnya 6,2 SR, setara dengan gempa tanggal 1 September kemarin,” kata  Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono di Padang, Minggu.

BMKG Padang Panjang Deteksi Gelombang Terindikasi Nuklir Sebesar 6,2 Skala Richter

Menurut dia seperti dilangsir antarasumbar.com, hasil analisa BMKG Padang Panjang, gelombang aneh itu berasal dari sekitar Korea Utara dengan kekuatannya mencapai 6,2 Skala Richter dan kedalaman 1 kilometer.

Ia menjelaskan perbedaan gelombang yang disebabkan gempa dengan gelombang yang disebabkan indikasi uji coba nuklir adalah gelombang primer dan sekunder.

Pada gempa, setelah gelombang primer akan disusul oleh gelombang sekunder, berbeda halnya dengan gelombang yang terindikasi nuklir yang hanya memiliki gelombang primer tanpa diikuti gelombang sekunder.”Gelombang ini yang tercatat di BMKG Padang Panjang,” sebut dia. Meski demikian, ia mengemukakan hal itu masih bersifat indikasi.

Sementara itu Pusat Informasi Gempa Nasional USGS pada laman resminya https://earthquake.usgs.gov mencatat terjadi ledakan dengan kekuatan 6,3 SR pada 22 kilometer Timur Laut Sungjibaegam, Korea Utara.

Uji coba nuklir kali keenam yang digelar Korea Utara itu terpantau di wilayah Kirju, Timur Laut Korea Utara. BMKG mendeteksi adanya getaran kuat selama 30 detik dan perlahan berkurang hingga berdurasi empat menit.

Sejumlah media massa menyebut uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara ini sebagai bentuk protes. Korut menentang latihan bersama yang digelar militer Amerika Serikat dan Korea Selatan beberapa waktu lalu.

Korea Utara melakukan uji nuklir terakhirnya September tahun lalu. Mereka telah menentang sanksi AS dan tekanan internasional dengan mengembangkan senjata nuklir dan menguji rudal yang kemungkinan bisa mencapai AS.

Serangkaian uji nuklir terbaru mereka telah menimbulkan kekhawatiran internasional. Dalam laporan terbaru pada Minggu, kantor berita pemerintah KCNA mengatakan bwah Kim Jong-un telah mengunjungi ilmuwan di institut senjata nuklir dan “membimbing kerja mempersenjatai nuklir”.

“Baru-baru ini, institut sukses dalam mengembangkan senjata nuklir yang lebih canggih,” kata laporan tersebut. “Dia (Kim Jong-un) mengawasi bom-H dimasukkan ke dalam ICBM (rudal balistik antar-benua),” lanjut laporan itu.

Laporan tersebut juga memperlihatkan foto sang pemimpin memeriksa senjata baru itu. KCNA menggambarkan senjata itu sebagai “senjata termonuklir multifungsi dengan kekuatan menghancurkan yang dahsyat yang bisa diledakkan bahkan dari ketinggian”.

Pakar internasional mengatakan bahwa Korea Utara telah mengalami kemajuan dalam kemampuan senjata nuklirnya tapi belum jelas apakah mereka sukses membuat versi miniatur senjata nuklir yang bisa dimasukkan ke dalam rudal.(*)