Menteri ESDM Nilai Keluar dari OPEC tidak Ganggu Bisnis Minyak Indonesia

kabarin.co – Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menegaskan pemerintah tidak akan mengalami kendala dalam mencari produsen minyak meski ada pembekuan sementara keanggotaan dari OPEC. Keputusan pemerintah diambil lantaran tak mungkin mengikuti keputusan sidang organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) tersebut.

Sidang ke OPEC ke-171 di Wina, Austria pada Rabu (30/11) kemarin, memutuskan negara anggota menurunkan produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari, di luar kondensat. Indonesia diminta memotong produksinya sekitar lima persen atau sebanyak 37 ribu barel per hari.

Baca Juga :  Rupiah Berhasil Menguat di Rp13.522/USD

Indonesia memilih sementara membekukan keanggotaanya di OPEC lantaran tidak bisa memotong produksi sebanyak itu. Menurut Jonan idealnya negara kita hanya bisa memotong sebanyak 5.000 barel per hari karena kebutuhan penerimaan negara masih besar di sektor ini. Selain itu, pada RAPBN 2017 disepakati produksi minyak tahun depan, turun 5.000 barel per hari.

Baca Juga :  Rupiah Menguat Terbatas di Rp13.314/USD

Dengan status keanggotaan tersebut, Jonan menyatakan hal tersebut tidak memengaruhi bisnis minyak yang melibatkan Indonesia dengan negara lain. “Menurut saya nggak ya (susah cari produsen minyak). Kalau cari crude itu business to business saja atau antar negara. Nggaktergantung OPEC,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Senin (5/12).