Padang, kabarin.co – BPS Sumbar mencatat bahwa inflasi pada Juni 2024 terjadi lonjakan signifikan sebesar 4,04 persen year-on-year (y-on-y).
Hal ini mencerminkan kenaikan dari Indeks Harga Konsumen (IHK) 103,73 pada Juni 2023 menjadi 107,92 pada Juni 2024.
Menariknya, lonjakan ini terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas strategis yang berpengaruh langsung terhadap biaya hidup masyarakat di Sumbar.
Kabupaten Pasaman Barat menjadi daerah dengan inflasi tertinggi mencapai 5,71 persen.
Sementara Kota Padang mencatatkan angka inflasi terendah sebesar 3,45 persen.
Secara month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Barat bulan Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,14 persen.
“Hingga Juni 2024, inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,85 persen,” kata Sugeng Arianto, saat menyampaikan rilis bulanan, Senin (1/7/2024).
Inflasi bulan Juni ini juga mencerminkan dinamika ekonomi lokal, di mana sektor makanan, minuman, dan transportasi memainkan peran kunci dalam kenaikan IHK.
Ia menjelaskan Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 9,08 persen.
Lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,06 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,46 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 1,16 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,92 persen dan sisanya kelompok lainnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juni 2024 antara lain.
Cabai merah, beras, bawang merah, emas perhiasan, sewa rumah, Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Cabai rawit, kentang, cabai hijau, nasi dengan lauk, Sigaret Kretek Tangan (SKT).
Mobil, angkutan udara, tarif air minum PAM, gula pasir, minyak goreng, telur ayam ras, Sigaret Putih Mesin (SPM).
“Sekolah dasar, dan bensin,” kata Sugeng.
Selanjutnya komoditas yang memberikan andil/ sumbangan deflasi y-on-y antara lain daging ayam ras, ikan anak tandeman.
Ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan cakalang/ikan sisik, udang basah.
Jeruk, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, air kemasan, pir, tomat.
Laptop/notebook, tempe, sabun cair/cuci piring, dan ikan asin sepat.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Juni 2024 antara lain.
Cabai merah, beras, angkutan udara, cabai rawit, Sigaret Kretek Tangan (SKT).
Sewa rumah, pepaya, Sigaret Kretek Mesin (SKM), wortel, buncis, ikan tongkol/ikan ambu-ambu.
Sepeda motor, angkutan antar kota, ayam hidup, jeruk, emas perhiasan, dan Sigaret Putih Mesin (SPM).
Selanjutnya komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m antara lain.
Daging ayam ras, tomat, bawang merah, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso.
Kentang, gula pasir, laptop/notebook, jengkol, bayam, dan ikan nila.
(*)