Rupiah Menguat Drastis di Google Finance, Ternyata Kesalahan Teknis

Ilustrasi.

Jakarta, – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan euro sempat menunjukkan penguatan tajam hingga level Rp 8.000 di laman Google Finance pada Sabtu, (1/2/2025), sore.

Fenomena ini langsung mencuri perhatian masyarakat dan memicu berbagai spekulasi.

banner 728x90

Dilasnir dari pantauan media KONTAN, rupiah sempat tercatat di level Rp 8.170 per dolar AS dan Rp 8.348 per euro pada Sabtu sore.

Padahal, pada penutupan perdagangan Jumat, 31 Januari 2025, nilai tukar rupiah di pasar spot masih berada di Rp 16.305 per dolar AS, atau melemah 0,30% dibanding hari sebelumnya.

Ulah Hacker atau Kesalahan Teknis?

Pengamat Forex, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa tampilan nilai tukar rupiah di Google Finance kemungkinan besar merupakan ulah peretas.

“Saya menduga ini adalah aksi hacker yang sengaja mengacaukan nilai tukar rupiah,” ujarnya kepada media pada Minggu, (2 Februari 2025).

Ibrahim juga menilai bahwa hacker tersebut mungkin berasal dari kelompok yang kecewa dengan pemerintahan saat ini.

Menurutnya, peretas sengaja menampilkan nilai 1 dolar AS dan 1 euro setara Rp 8.000 sebagai bentuk protes terhadap optimisme pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%.

Perbedaan Asumsi Pertumbuhan Ekonomi

Ibrahim menambahkan, hacker tersebut juga memanfaatkan perbedaan asumsi pertumbuhan ekonomi antara lembaga pemerintah.

Misalnya, Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 sebesar 5,2%, sementara Bank Indonesia memperkirakan angka tersebut hanya akan mencapai 4,8%-5,1%.

Respons Masyarakat dan Media Sosial

Perubahan drastis nilai tukar rupiah ini langsung menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Di platform X (Twitter), pada Sabtu malam hingga pukul 20.00 WIB, topik “1 dolar AS” menjadi perbincangan hangat dengan lebih dari 36.400 unggahan.

Sebagian besar unggahan menyoroti kesalahan tampilan penguatan rupiah tersebut.

Klarifikasi dari Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) pun segera memberikan klarifikasi terkait fenomena ini.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa tampilan nilai tukar rupiah di Google Finance merupakan kesalahan teknis.

“Ini murni kesalahan teknis, dan hanya terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan euro,” ujarnya kepada KONTAN pada Sabtu.

Destry menegaskan bahwa nilai tukar rupiah di platform lain seperti Bloomberg dan Yahoo Finance tetap berada di atas Rp 16.000 per dolar AS.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 16.300 per dolar AS, sementara Yahoo Finance mencatatnya di level Rp 16.294 per dolar AS.

Koordinasi dengan Google

Bank Indonesia saat ini sedang berkoordinasi dengan Google untuk memperbaiki kesalahan teknis tersebut.

“Tim kami sedang berhubungan dengan Google untuk meluruskan masalah ini,” tandas Destry. (***)

banner 728x90