Hanya Prabowo yang Bisa Imbangi Jokowi di Pilpres

Politik9 Views

kabarin.co – Direktur Indonesia Political review (IPR), Ujang Komarudin, menyarankan Partai Gerindra segera memfinalkan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres). Sebab, kata dia, tidak ada calon lain yang bias mengimbangi Joko Widodo dari sisi elektabilitas.

“Gerindra harus bisa meyakinkan partai koalisi bahwa Prabowo satu-satunya calon yang paling realistis didorong, menimbang hanya popularitas dan elektabilitasnyalah yang mampu mengimbangi Joko Widodo,” kata Ujang di Jakarta, Selasa (24/7).

Hanya Prabowo yang Bisa Imbangi Jokowi di Pilpres

Jika Gerindra tidak memajukan calon dari internal mereka sendiri seperti Prabowo, maka akan mengakibatkan turunnya suara partai pada pemilu 2019. Bagaimanapun kedua partai ini memerlukan coattail effect berupa limpahan suara dari figur yang akan bertarung di pilpres.

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini pun menegaskan bahwa Gerindra bersama partai koalisinya harus menghilangkan kekhawatiran akan kalah jika terjadi rematch Prabowo vs Joko Widodo.

“Kombinasi figur dan berjalannya mesin partai koalisi adalah kunci. Dibutuhkan soliditas sejak dini agar perjalanan memperebutkan kursi RI1-RI2 berjalan mulus,” terang Ujang.

Ujang juga menyarankan agar Gerindra memastikan cawapres yang akan diusung berasal dari figur kader parpol koalisi, seperti Ahmad Heryawan, Agus Harimurti Yudhoyono, atau Zulkifli Hasan.

“Jika cawapres yang diusung bukanlah figur yang berasal dari parpol, dikhawatirkan menimbulkan persoalan di kemudian hari,” kata dia.

Ujang mengingatkan, Gerindra maupun partai koalisinya harus mengantisipasi adanya gerakan yang berupaya menggagalkan Prabowo sebagai capres. Upaya itu datang dari berbagai kelompok, baik dari internal maupun eksternal.

Menurut pembacaan Ujang, dari internal memang ada kehekhawatiran bahwa Prabowo akan kalah jika terjadi rematch melawan Joko Widodo. Sementara dari eksternal, ada penumpang gelap yang ingin memanfaatkan kekhawatiran itu dan mengambil peluang menjadi capres yang diusung Gerindra.

“Gerakan untuk menggagalkan Prabowo sebagai capres terlihat dari pernyataan sejumlah pihak yang mendorong Prabowo menjadi king maker, bukan playmaker,” ungkap Ujang.

Sehingga disoronglah salah satu nama yang untuk menggantikan posisi Prabowo sebagai capres, nama tersebut seperti Anies Baswedan.

“Untuk itu, Gerindra sebagai pengusung Anies Baswedan menjadi gubernur DKI Jakarta harus menegaskan bahwa Gerindra menginginkan Anies tetap bertahan dengan jabatannya dan tidak tergiur untuk mengambil kesempatan menjadi capres” pungkas Ujang.

Hasil survei Media Survei Nasional (Median) pada awal Juni 2018 menyebut masalah ekonomi merupakan persoalan terbesar petahana Joko Widodo menuju Pilpres 2019. Direktur riset Median Sudarto mengatakan Jokowi harus pintar mencari cawapres yang menjadi solusi atas masalah tersebut. Hal ini juga berlaku bagi lawan yang ingin bertarung melawan Jokowi dengan isu ekonomi.

Berdasarkan survei Median, sekitar 47,9 persen responden menyatakan ingin Jokowi diganti tokoh lain pada 2019, sedangkan 44,1 persen lainnya menginginkan Jokowi kembali memimpin. Jumlah yang menyatakan ingin mengganti presiden meningkat dibanding survei April lalu sebanyak 30 persen. (arn)

Baca Juga:

Prabowo Tak Mungkin Menyerah Sebelum Perang

Jika Usung Tokoh Lain Jadi Capres, Prabowo dan Gerindra Akan Temui Petaka di Pemilu 2019

Bertemu Prabowo, Jokowi Diberi Masukan Soal Ekonomi dan Politik