“Cuman nungguin. Karena kan di ICU harus ada pihak keluarga yang dampingin, kalau ada apa-apa ada persetujuan, gitu aja,” imbuh Ranny. “Obat-obatan harus ditandatangani pihak keluarga terus kan.”
Pernyataan Galih yang kembali mengungkit kebaikannya pada almarhum A. Rafiq membuat keluarga Fairuz semakin marah. Menurut Fadia, Galih justru menaburkan garam di luka keluarga Fairuz.
“Enggak masuk akal lah. Selain enggak masuk akal juga malah jadi nambah istilahnya bukan nambahin luka malah ngasih garem,” kata Fadia. “Kita jadi makin marah ya. Kenapa harus bawa Papa sih. Almarhum Papa, udah lah kita udah tinggal doain jadi jangan dibawa-bawa lagi lah Papa. Kasihan,” tambah Ranny.
Ranny pun memperingatkan agar pihak yang tidak berkepentingan untuk tidak ikut campur dalam kasus “Ikan Asin” hanya demi panjat sosial alias pansos. Mengenai permintaan maaf Galih, mereka sepakat tak menghiraukan dan terus melanjutkan proses hukum.
“Sekarang jadi banyak yang numpang-numpangin kasus ini. Makanya kita peringatin jangan sampai numpang-numpangin kasus ini lah. Yang enggak ada urusannya udah jangan ikut-ikut, itu aja sih,” tutup Ranny. “Biar hukum berjalan sebagaimana mestinya. Udah enggak usah pansos sana-sini lah.”