Orang dengan opportunism ini menurut Tiara sukar untuk mengenal batas perilaku. Orang opportunism biasanya hanya bertindak pada kesenangannya.
“Orang yang mampu melakukan hal seperti ini biasanya juga memiliki kesulitan untuk mengetahui batasan perilaku yang tepat, layak atau tidak layak, merugikan atau tidak merugikan orang lain, dan hanya bertindak atas self-interestnya saja,” tuturnya.
Tiara mengimbau masyarakat agar tidak memberi panggung kepada orang seperti itu. Dia juga meminta agar si pembuat konten berintropeksi lagi.
“Untuk masyarakat, jangan memberikan panggung atau atensi pada orang-orang yang gemar mengeksploitasi suatu peristiwa atau musibah yang terjadi pada orang lain karena reaksi seperti inilah yang justru dicari oleh pelaku. Untuk para pembuat konten, sebaiknya sebelum bertindak atau membuat konten, kita perlu memikirkan dampak perilaku kita terhadap orang lain dan masyarakat. Jangan sampai akhirnya demi konten viral sesaat kita mengabaikan moral dan empati kita terhadap orang lain,” ungkapnya.