Pabrik Indarung I meski terkesan kuno, masih menyisakan romantisme kejayaan pabrik semen di masa lalu. Sejak didirikan pada 1910 dan beroperasi pada 1911, pabrik semen Indarung I berhenti beroperasi pada 1999 karena masalah efisiensi produksi.
Indarung I memproduksi semen dengan mengandalkan proses basah yang dianggap kurang efisien, dibanding pabrik-pabrik lainnya yang lebih modern dengan proses kering. Indarung I saat ini masih menyisakan gudang batu api, workshop, tempat dansa pekerja Belanda, tunnel bawah tanah, penjara, dan bangunan lainnya.
Dikutip dari republika.co.id pemerhati sejarah Hasti Tarekat menilai pabrik Indarung I yang dimiliki PT Semen Padang bernilai ekonomi tinggi meski tidak lagi beroperasi. Menurutnya, pengembangan Indarung I sebagai industrial heritage tidak bisa dilihat dari berapa besar biaya yang dibutuhkan, namun lebih kepada berapa keuntungan yang diperoleh PT Semen Padang bila museum sejarah semen tersebut bisa diwujudkan.
“Heritage tidak harus jadi museum. Pelestarian pusaka industri boleh ditambah. Bisa disesuikan dengan inovasi perusahaan atau penambahan fasilitas yang ada,” katanya.