“Diikuti empat kelas, dengan tema tari yang disajikan berbeda-beda,” tutur Ana di GOR Dara Jingga Kampus Undhari.
Dikatakan Ana, tema tari yang ditampilkan mahasiswanya, yakni tema binatang, tema tumbuhan, kehidupan sehari-hari, hingga tema keberagaman budaya.
Tujuan akhir ujian tari ini, sebut Ana, bukan sekadar mencari nilai, tapi juga membantu mahasiswa menemukan hubungan tubuh dengan seluruh eksistensinya sebagai manusia.
Menurutnya, pendidikan tari berfungsi sebagai alternatif pengembangan jiwa anak menuju kedewasaan. Maka penting praktikkan di sekolah-sekolah nantinya.
“Setiap kelas dan kelompok antusias dalam pementasan ini. Semoga bisa diimplementasikan di sekolah, dan berguna untuk masyarakat,” ucapnya.
Seorang mahasiswi, Eca Oktapia, mengakui metode perkuliahan pendidikan seni tari sangat menarik. Terutama ketika dipraktik langsung, sehingga mudah untuk dipahami.
“Jadi membuat kami termotivasi, antusias, untuk belajar beragam seni, lalu kolaborasi dalam sebuah pementasan,” imbuhnya. (*)