Mendukung hal tersebut, perwakilan konsultan dari PT. Sobo Rejo, Beni, mengatakan untuk mengatasi permasalahan abrasi, penggunaan karung geotekstil sebagai konstruksi pemecah ombak sangat baik dan cocok digunakan karena lebih efektif dari segi biaya dan waktu pengerjaan daripada konstruksi konvensional. Kelebihan dari Geotekstil sendiri lebih tahan terhadap scourcing (gerusan ombak) terhadap konstruksi di laut, dikarenakan sifat geotekstil yang fleksibel dan faktor berat dari karung geotekstil tersebut.
“Teknologi karung geotekstil ini dipasang dibawah laut ini, mempunyai banyak manfaat. Antara lain tidak mengganggu pemandangan wisatawan, disamping itu teknologi ini dapat mengurangi abrasi dan menciptakan reklamasi alami. Di mana garis pantai semakin bertambah dan meluas ke arah laut,” tuturnya.
Selain permasalahan abrasi, Gubernur juga menyampaikan permasalahan pembuangan limbah yang ada di Kawasan Muaro dan Kawasan Danau Maninjau.
“Untuk pengerukan sampah di dua kawasan tersebut perlu biaya yang cukup besar dan kita masih mengupayakan limbah-limbah tersebut akan dibuang ke mana,” ujarnya.