“Siapa yang rugi, tentu kita di Ranah Minang ini. Bahan yang ada diekspor dan digunakan untuk produksi semen lain. Jika bahan baku yang ada terus dikuras untuk produksi semen lain, maka stok bahan baku itu terancam terkuras habis,” tuturnya
Selain itu, Verry sendiri merasa sangat miris, karena dalam beberapa waktu belakangan ia mendapat kabar bahwa produk Semen Padang direndahkan kualitasnya di pasaran luar. Padahal, bisa dikatakan mutu Semen Padang sendiri sudah teruji. Menurutnya, hal itu bentuk pengkondisian terhadap produk kebangaan Ranah Minang ini.
Sebagai anak Nagari Lubuk Kilangan, Verry tidak ingin jika Semen Padang jadi semen tukar baju. Maksudnya, semennya dari Semen Padang tapi malah dipacking atau dibungkus dalam kemasan produk merek lain.
“Tidak etis rasanya, produksi semen lain dilakukan di Semen Padang, sementara bahan bakunya bersumber dari hasil bumi Lubuk Kilangan,”tuturnya.
Kini kata Verry dampak baru yang ditimbulkan karena tidak beroperasinya sejumlah pabrik Indarung, banyak sektor UMKM yang ada di sekitaran perusahaan gulung tikar. Perputaran uang melemah. Hal ini bisa jadi tidak terlepas dari kesejahteraan karyawan.