Suaminya hanyalah seorang buruh lepas di salah satu pabrik yang belum tentu bekerja full dalam sebulan. “Sekali kerja penghasilannya Rp 75.000 sehari kalau ada panggilan. Kami sudah empat tahun menikah,” ujarnya Kata Veranika, penghasilan sang suami hanya cukup untuk biaya makan seadanya dan bayar kontrakan rumah sebesar Rp 250.000 perbulan.
“Iya, karena bapaknya gaji sedikit. Kami bagi-bagilah untuk kebutuhan hidup. Kami bagi juga untuk bayar rumah,” kata Veranika. Meskipun begitu, Veranika bersyukur. Lurah setempat memperhatikan kondisi anaknya dengan menyuplai makanan bergizi tiap hari. “Kami diberi susu, makanan roti, vitamin madu seminggu sekali. Kalau makanan setiap hari kami dikasih,” ujarnya. Veranika berharap bantuan dari kelurahan terus diterimanya hingga sang anak terbebas dari stunting.
Kisah Rangga Berjarak 1 km dari rumah Veranika, ada penderita stunting lainnya yang berusia 3 tahun bernama Rangga Putra. Bocah ini diagnosis mengalami stunting pada tahun 2022. Rangga menumpang di rumah kakeknya seluas 4×6 meter persegi semi permanen yang lebih banyak didominasi papan yang sudah terlihat keropos. Sementara lantainya hanya tanah beralaskan tikar. Kondisi semakin diperparah dengan lingkungan tempat tinggal Rangga yang kotor.