Metro  

Status Gunung Marapi Turun Jadi Level II

Potret Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Masih tetap berpotensi menjadi ancaman lahar saat bercampur dengan air hujan.

Oleh sebab itu, sambung dia, potensi bahaya dari aliran, banjir lahar pada lembah atau bantaran aliran sungai-sungai.

Yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi harus tetap diwaspadai masyarakat.

Tidak hanya itu, dalam laporan yang sama, PVMBG juga mengingatkan potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun.

Baca Juga :  Korban Letusan Gunung Semeru, 1 Orang  Meninggal, 41 Alami Luka Bakar

Seperti CO2, CO, SO2, dan H2S yang tetap ada di area kawah atau puncak Gunung Marapi.

Sekaitan penurunan status gunung api aktif tersebut, PVMBG juga menyampaikan sejumlah hasil evaluasi.

Di antaranya laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi (dari satelit Sentinel).

Yang juga dapat mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman secara umum memperlihatkan penurunan.

Baca Juga :  Gunung Merapi Erupsi Setinggi 6.000 Meter

Grafik laju emisi gas menunjukkan relatif stabil dalam kuantitas yang rendah di bawah 300 ton/hari sejak awal Mei 2024.

Kemudian, grafik deformasi tiltmeter (alat pengukur deformasi gunung) secara umum menunjukkan penurunan (deflasi) yang mengindikasikan kecenderungan pengempisan pada tubuh Marapi.