Metro  

Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD Maek, Supardi Nilai Bakal Membuka Peluang dan Potensi Besar

“Jika ini terungkap tentunya membuka mata dunia internasional dan ini akan memberikan dampak baik bagi Luhak Limapuluh Kota,” ungkap Supardi.

Supardi menambahkan, peneliti UGM melakukan ekskavasi tengkorak Maek pada tahun 1985. Dan disisi lain pusat riset Brin juga melakukan ekskavasi tahun 2005 bahwa di Dagung-dangung ditemukan usia menhir pada abad 1- 8 sebelum Masehi.

Baca Juga :  Kopdarwil PSI Sukses, Kaesang Bakar Semangat Kader Menangkan Target Partai

“Ini jelas sebelum Islam belum masuk ke Indonesia. Dan saat ini masih menunggu hasil penelitian fosil tengkorak dari Maek di labor Australia. Tentu ini akan semakin memberi titik terang dari peradaban Maek ini,” katanya.

Sekdako Payakumbuh, Rida Ananda yang hadir pada kesempatan itu menyambut baik adanya kegiatan di kawasan Maek ini. Menurutnya dengan memperkenalkan sejarah dan segala hal di Maek ini akan memberitahukan kepada dunia bahwa ada bukti sejarah di Luhak Limapuluh Kota.

Baca Juga :  DPRD Sumbar Mulai Bahas Ranperda  Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (SOTK-red) dan Ranperda tentang Pengelolaan Sampah.

Kemudian, Kadis Kebudayaan Kabid Budaya minangkabau Dinas Kebudayaan Sumbar, Asril menilai Limapuluh Kota kaya dengan peninggalan sejarah. Nagari Maek di Kecamatan Bukit Barisan ini merupakan aset potensi besar wisata kebudayaan dan peradaban.