“SMA Don Bosco Padang sejak dulu sangat kuat menjunjung toleransi, tidak ada diskriminasi ras, agama, budaya, maupun daerah, kami adalah satu untuk semua,” jelasnya.
Pernyataan itu diperkuat almunus 78 SMA Don Bosco, Asnawi Bahar, menuturkan pihaknya menggelar reuni akbar ini dengan tujuan memperkuat silaturahmi.
Kendati beragam latar belakang dan profesi, namun alumnus tetap bersatu dalam kekuatan toleransi keberagaman.
“Saat ini SMA Don Bosco sekarang sangat jauh berubah dan berkembang, semoga ke depannya semakin lebih baik lagi dengan melahirkan lulusan yang berkualitas,” ujar Asnawi.
Pengalaman serupa juga diungkapkan Eka Amir (56 tahun), bahwa siswa lingkungan SMA Don Bosco Padang sangat beragam.
Tak hanya dari kaum Tionghoa, namun juga suku Minang, Batak, Nias, Mentawai, dan lainnya.
Pengakuan Eka, ketertarikan masuk SMA Don Bosco karena banyaknya prestasi diraih dan kualitas pendidikan swasta terbaik di Kota Padang.
Terlebih lagi, budaya kedisiplinan di SMA Don Bosco sangat ketat dan berdampak kesuksesan bagi siswa.