Pasaman, Kabarin.co — Fenomena yang terjadi saat ini di Pasaman, terutama di daerah pinggiran, adalah minimnya transportasi kesehatan seperti ambulans bagi masyarakat.
Bahkan ada kasus, masyarakat seperti di Mapattunggul yang sedang sakit harus digotong dengan tandu untuk berobat ke puskesmas setempat. Nah, persoalan lain muncul ketika pasien atau warga yang berobat tidak terakomodir oleh puskesmas dan harus dirujuk ke RSUD Pasaman atau rumah sakit di Padang.
Jarak yang jauh dan transportasi yang tidak ada menjadi problema baru. Masyarakat harus keluar lagi untuk ongkos biaya ke kota. Biayanya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Bayangkan biaya yang harus dikeluarkan, apalagi bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Dedot, Ketua Tim Pemenangan Welly-Anggit, menyoroti hal ini. Baginya, hal ini sangat memprihatinkan mengingat Indonesia sudah 79 tahun merdeka. Namun, masih ada masyarakat yang belum merasakan arti kemerdekaan itu sendiri.
Masyarakat terjajah oleh keadaan, di saat yang lainnya menikmati berbagai fasilitas, namun jauh di ujung Pasaman, masyarakat terabaikan.