Pasaman, Kabarin.co–Dalam hiruk-pikuk politik yang semakin memanas menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Pasaman, ada satu hal yang tak boleh dilupakan: kepemimpinan adalah tentang kehadiran, bukan sekadar janji. Ini yang tampaknya dipahami betul oleh Haji Parulian Dalimunthe, Calon Wakil Bupati Pasaman nomor urut 01.
H. Parulian Dalimunthe Blusukan dan berbagi takjil dengan masyarakat Taluk Ambun Kecamatan Duo Koto, kehadiran Parulian di sambut hangat dan antusias masyarakat.
Alih-alih sibuk dengan panggung besar dan retorika mewah H. Parulian Dalimunte atau yang akrab di sapa, (Bang Uli), justru memilih jalan berbeda. Ia turun langsung ke masyarakat, menyusuri gang-gang sempit di Kampung Taluak Ambun, Kecamatan Dua Koto. Blusukan, berbincang dengan warga, mendengar keluh kesah mereka, dan membagikan takjil sebagai bentuk kepedulian di bulan suci Ramadan.
“Saya ingin berada di tengah masyarakat, mendengar langsung apa yang mereka butuhkan. Karena sejatinya, pemimpin itu bukan untuk dilayani, tapi melayani,” ujar Bang Uli sambil menyerahkan sebungkus takjil kepada seorang ibu paruh baya.
Ramah, santun, dan sederhana. Begitulah kesan yang tertinggal di benak warga Taluak Ambun. Tanpa jarak, tanpa basa-basi berlebihan. Ia duduk bersila di atas tikar, mendengar dengan seksama curhatan seorang pedagang kecil yang mengeluhkan sulitnya akses modal usaha.
Ani seorang pedagang kecil menyampaikan, keluh kesahnya terhadap susahnya mendapatkan modal untuk usaha yang menambah keresahannya terhadap anak anak tentang sulitnya mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah.
“Jika kelak amanah itu sampai kepadanya, Bang Uli tetap menjadi pribadi yang sama, merakyat, terbuka, dan peduli”. Harapan Ani dan masyrakat
“Kami butuh pemimpin yang bisa mendengar, bukan sekadar bicara. Dan dari apa yang kami lihat hari ini, Paslon We-Li adalah sosok yang tepat untuk memimpin Pasaman ini kedepanya,” ujar Ani dan warga.
Di kesemapatan tersebut salah seorang tokoh masyarakat Hasnul juga mengatakan. Di tengah politik yang sering kali dipenuhi kepentingan pribadi dan balas dendam kekuasaan, hadirnya sosok seperti H. Parulian Dalimunthe adalah angin segar. Ia datang bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk memastikan bahwa Pasaman memiliki masa depan yang lebih baik.
“Kepemimpinan bukan soal siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang siapa yang benar-benar mau berjuang untuk rakyat. Ujar Hasnul
Lanjut Hasnul, Bagi sebagian orang, berbagi takjil mungkin hanya sekadar simbolis. Tapi di mata masyarakat, kehadiran seorang pemimpin yang turun tangan langsung, tanpa protokoler kaku, adalah bukti nyata bahwa mereka tidak hanya sekadar angka dalam daftar pemilih.
Pemimpin yang baik itu lahir dari masyarakat, tumbuh bersama masyarakat, dan harus kembali kepada masyarakat. Tanpa itu, ia hanya sebatas simbol, jauh dari esensi kepemimpinan sejati. Terang Hasnul
“Mohon do’a dan dukungan dunsanak sadonyo. InsyaAllah, kita wujudkan Pasaman yang lebih baik, bersama-sama,” tutup Hasnul. (Jon)