kabarin.co – Banda Aceh, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh mengungkap praktik prostitusi online di wilayah kota tersebut. Dalam penangkapan, polisi mengamankan seorang mucikari dan tujuh perempuan yang masih berstatus mahasiswa yang diduga pekerja seks komersial (PSK).
Ketujuh mahasiswa yang diduga PSK, Ayu (28), CA (24), RM (23), DS (24), RR (21), IZ (23), dan MJ (23). Dan seorang muckari berinisial MRS (28) alias yang juga masih tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Aceh. Semua perempuan yang diduga “ayam kampus” tersebut merupakan warga Aceh, sedangkan mucikari berasal dari Sumatera Utara.
Bertarif Rp 2 Juta “Ayam kampus’ di Aceh Paling Disukai Kalangan Pejabat
Mucikari yang biasa dipanggil Andre membongkar para pelanggannya ke awak media, Senin (26/3/2018). Memakai pakaian tahanan berwarna orange, dengan wajah yang dibalut dengan sebo warna hitam, Andre menyebutkan konsumen yang memesan “ayam kampus” miliknya selama bisnis prostitusi online berasal dari berbagai kalangan, termasuk para pejabat di Aceh.
“Yang order pastinya mereka orang yang banyak uang, hampir semua kalangan ada, termasuk kalangan pejabat,” kata Andre, saat ditemui di sebuah ruang yang ada di Markas Polresta Banda Aceh.
Mengungkapkan ada sejumlah pejabat yang sering memesan anak asuhnya selama ini, Andre, tak mengungkapkan di instansi mana para pejabat itu bekerja. Para pejabat yang menyewa para perempuan yang diduga PSK itu sudah kenal dekat dengan dirinya, Andre membocorkan, bahwa pejabat itu berasal dari lingkungan dinas-dinas yang ada di Pemerintah Aceh.
“Untuk jabatannya di mana itu saya tidak tahu tetapi kalau kalangan pejabat ada,” ujarnya.
Andre mengatakan, para pejabat di Aceh lebih dominan menyukai para “ayam kampus” yang berkulit putih dan bersih. Andre bercerita, pernah ada pejabat yang memesan “ayam kampus” padanya pada 2016 lalu. Dan untuk tarif, Andre memasang dengan angka yang bervariasi, mulai dari angka Rp1,7 juta hingga Rp2 juta atau lebih. Dengan lokasi kencan di hotel yang ada di sekitaran Banda Aceh.
“Harga sekali kencan bervariasi mulai dari (rupiah) 1,7 juta. Sementara untuk hotel itu dibayar sama pelanggan. Mereka (pejabat) memang tidak sering tetapi ada, kapan dia ada waktu senggang antara tiga atau empat kali,” jelas Andre.
Perempuan yang diajak Andre untuk bergabung dalam bisnis prostitusinya itu sebagaian besar masih duduk di bangku kuliah. Bahkan, ada juga wanita yang bekerja sebagi Sales Promotion Girl (PSG). Dirinya mengenal para wanita itu di tempat hiburan yang ada di Banda Aceh. Alasan para wanita itu untuk menjadi PSK, kata Andre, untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari tak sanggup bayar kontrakan dan beberapa keluhan lainnya.
“Setelah kenelan tadi mereka (wanita yang diduga PSK) datang ke saya mengeluh tidak punya uang untuk bayar kost dan lainnya, setelah itu saya cari pelanggan untuk mereka,” cetusnya.
Bisnis prostitusi itu sudah dijalani Andre sejak dua tahun yang lalu. Alasannya terjun dalam bisnis haram itu sama seperti para “ayam kampus” miliknya, faktor ekonomi. Dari setiap kali penyewaan “ayam kampus” miliknya, Andre mengambil haknya bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta.
“Saya tidak mengajak para wanita itu, bahkan sebelum kenal, mereka sudah lebih duluan terjun menjadi PSK,” sebutnya.
Sementara itu, polisi terus melakukan pengembangan terhadap kasus prostitusi online yang terjadi di tanah serambi mekkah ini. Bahkan, polisi juga akan melakukan penyelidikan atas dugaan pejabat yang menjadi konsumen seperti yang diakui Andre.
“Kita akan akan melakukan pengembangan baik itu jaringan bisnis prostitusi online dan siapa saja pengguna atau pelanggannya,” kata Kanit PPA Polresta Banda Aceh, Ipda Septia Intan Puteri. (epr/oke)
Baca Juga:
Sebelum Dibunuh PSK Online Ini Gigit Alat Kelamin Pelanggannya
Heboh! Video Dua PSK Berantem, Kembennya Melorot sampai Kelihatan Itunya..
Polisi Razia Indekos Mewah Dan Menciduk PSK Di Surabaya
Dalam Sehari Layani 18 Pelanggan di Atas Kuburan, PSK Ini Ungkap Rahasia Kekuatannya







