kabarin.co – Ribuan emak-emak ikut mendukung deklarasi Gerakan Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu (Gerakan Emas) yang berlangsung di Klender, Jakarta Timur, Rabu (24/11). Anggota komisi VIII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyatakan gerakan masyarakat ini terinspirasi dari keprihatinan capres 02 Prabowo Subianto terhadap nasib dan masa depan generasi muda yang bermasalah dengan kecukupan gizi.
“Gerakan masyarakat ini berangkat dari keprihatinan dan kepedulian masyarakat yang terinspirasi dari kepedulian Prabowo Subianto yang telah memperjuangkan perbaikan gizi buruk bagi anak-anak selama 15 tahun lebih,” uja Sara yang di dapuk sebagai MC di acara tersebut.
Gerakan Emas, Inisiatif Emak-Emak Atasi Gizi Buruk
Nur Asia, istri dari cawapres 02 Sandiaga Uno, sangat tertarik untuk mendukung gerakan ini hingga akhirnya ditunjuk sebagai ketua umum Gerakan Emas.
“Ada kesepahaman antara ibu Nur Asia dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama mengampanyekan kewaspadaan kepada ibu hamil dan balita terhadap ancaman gizi buruk,” ujar Sara yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil III DKI Jakarta.
Data World Bank, kata Sara, menyebutkan hampir 9 juta atau 37 persen anak balita yang tercatat di Indonesia terhambat pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikirnya. Jumlah ini menempatkan Indonesia dalam peringkat negara ke-lima di dunia dengan prevalensi jumlah terbanyak anak-anak penderita stunting.
Kondisi stunting berdampak pada kegagalan pertumbuhan, keterlambatan kognitif anak, serta produktivitas yang rendah sehingga sulit untuk berkompetisi. Penderita juga mengalami daya tahan tumbuh rendah sehingga berdampak pada resiko gangguan metabolik.
“Dampak gizi buruk ini sangat luas, bukan hanya masa depan anak, tapi masa depan bangsa. Karena itu perlu perubahan yang radikal dalam upaya pencegahan gizi buruk ini.”
Sara berharap gerakan ini menjadi titik awal gerakan sosial di Indonesia dalam rangka menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya bagi ibu hamil dan balita mengonsumsi gizi yang baik seperti susu, tempe, ikan dan kacang hijau. Selain itu, ketersediaan air bersih berkualitas yang terbatas dan kurang baiknya sanitasi menjadi sebagian faktor terjadinya stunting.
“Pengentasan gizi buruk akan berhasil secara signifikan jika kemiskinan dan kelemahan ekonomi yang selama ini hinggap di masyarakat bisa diatasi segera dengan kebijakan pemerintah yang pro rakyat,” tegasnya.
Dalam acara itu dilakukan pembagian susu kepada ribuan emak-emak yang hadir. Masyarakat yang hadir juga diajak menyaksikan Sebuah film dokumenter yang diberi judul Harimau yang Lapar, film dokumenter yang menggambarkan betapa negara Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam namun sebagian penduduknya masih miskin dan sulit mendapatkan bahan makanan pokok dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
Film ini juga bercerita tentang krisis pangan dunia, kelaparan, dan kekurangan gizi dengan latar belakang wilayah Gujarat dan Rajasthan di India serta sejumlah daerah di Jawa, Bali dan Sumba, Indonesia. (arn)
Baca Juga:
Ini Bukti Kalau Emak-emak Naik Motor Bikin Geregetan, Jalan Cor Beton yang Masih Basah pun Diterjang
The Power of Emak-emak: Naik Skutik Lewat Pematang Sawah
Relawan Super Jokowi Deklarasi Tandingi Lawan Emak-emak Sandiaga