“Di rumah kosong itu masih merengek. Saya khilaf, karena kesal dicekik lehernya sampai lemas. Setelah itu saya tahu anak saya sudah meninggal dunia. Saya menyesal pak tidak akan mengulangi perbuatan itu,” tutur BR.
Rumah kosong ke sekolah itu berjarak tiga kilometer dengan waktu tempuh sekitar 13 menit menggunakan kendaraan. Setibanya di depan sekolah, ia melihat saluran air dan kebetulan arusnya cukup deras. Saat itu Tasikmalaya diguyur hujan deras.
Melihat gorong-gorong, pelaku langsung berpikir membuang mayat putrinya itu ke gorong-gorong. Aksi biadab tersebut dilakukan agar perbuatan BR menghilangkan nyawa Delis tak diketahui.
“Saya langsung memasukkannya ke gorong-gorong depan sekolahnya,” ujar BR.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengatakan tersangka memasukkan mayat korban ke dalam gorong-gorong untuk mengelabui perbuatannya. Pelaku berharap kematian korban itu akibat kecelakaan.
“Dimasukkan ke gorong-gorong itu agar dikira kecelakaan dan masuk ke gorong-gorong, karena pada saat itu situasi dalam keadaan hujan lebat,” ucap Anom di Mapolres Tasikmalaya, Kamis (27/2/2020). (epr/det)