“Bukan kita menutup kemungkinan buat kurikulum COVID-19, tapi kita buat yang lebih cepat. Jadi kita fokus kepada yang bisa ‘netes’ di masyarakat dalam waktu penting karena krisis ini begitu cepat,” imbuhnya.
Nadiem melihat perubahan kurikulum dapat mengganggu guru dan siswa karena adanya beberapa pelatihan yang harus diikuti. Dia menyebut yang terpenting saat ini bagaimana masyarakat memanfaatkan media televisi TVRI yang memuat konten edukasi anak.
“Saat ini bukan melalui kurikulum yang kita ubah karena perubahan akan membuat gangguan guru dan murid ada implementasi soal pelatihan. Jadi kita, channel pendidik kita, contohnya TVRI, ada berbagai macam topik yang mengedukasi masyarakat melalui COVID-19, bahkan hari ini akan keluar pesan-pesan tersebut meningkatkan wawasan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, KPAI menyarankan agar Kemdikbud membuat kurikulum sekolah darurat selama pandemi Corona. Ini karena banyaknya keluhan siswa terkait pelaksanaan program belajar dari rumah selama pandemi Corona.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listiyarti, mengatakan meski sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim mengimbau para tenaga didik untuk tidak menyelesaikan materi sekolah di kurikulum, namun menurut Retno, hal itu belum cukup. Dia mengatakan harus ada peraturan yang bisa menjadi patokan para guru dalam memberikan materi di situasi darurat seperti sekarang.