Pemecatan ini sudah menjadi bagian dari resiko pekerjaan sebagai pelatih.
Ia mengingatkan kembali kasus pemecatan Claudio Ranieri dari Leicester City pada 2017. Padahal, Ranieri berhasil mengantarkan Leicester City juara Premier League 2015-2016 pada musim kompetisi sebelumnya.
Pemecatan pelatih asal Italia tersebut menunjukkan bahwa fenomena pemecatan pelatih memang hal wajar dalam industri sepak bola. Khususnya menyangkut masalah prestasi.
Namun, yang lebih menjadi perhatian Aji Santoso adalah mengenai keputusan klub untuk menghentikan kerjasama dengan pelatih.
Sebelum mengambil langkah untuk berpisah, klub wajib memahami betul risiko yang harus dihadapi timnya nanti.Pemecatan pelatih menjadi tidak wajar jika diambil berdasarkan desakan salah satu pihak tanpa pertimbangan objektif dari klub.Baginya, hanya hierarki klub tahu yang terbaik bagi tim mereka.
“Terpenting adalah bagaimana manajemen itu melakukan keputusan harus dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang bukan karena desakan siapapun,” tegas mantan pelatih Persela Lamongan tersebut.