Aji Santoso Menyebut Fenomena Pemecatan Pelatih Sepakbola Kejam

Pemecatan ini sudah menjadi bagian dari resiko pekerjaan sebagai pelatih.

Ia mengingatkan kembali kasus pemecatan Claudio Ranieri dari Leicester City pada 2017. Padahal, Ranieri berhasil mengantarkan Leicester City juara Premier League 2015-2016 pada musim kompetisi sebelumnya.

Pemecatan pelatih asal Italia tersebut menunjukkan bahwa fenomena pemecatan pelatih memang hal wajar dalam industri sepak bola. Khususnya menyangkut masalah prestasi.

Baca Juga :  Arema FC Percaya Kuncoro Jadi Caretaker Setelah Istirahatkan Eduardo Almeida

Namun, yang lebih menjadi perhatian Aji Santoso adalah mengenai keputusan klub untuk menghentikan kerjasama dengan pelatih.

Sebelum mengambil langkah untuk berpisah, klub wajib memahami betul risiko yang harus dihadapi timnya nanti.Pemecatan pelatih menjadi tidak wajar jika diambil berdasarkan desakan salah satu pihak tanpa pertimbangan objektif dari klub.Baginya, hanya hierarki klub tahu yang terbaik bagi tim mereka.

Baca Juga :  Komnas HAM Melaporkan Kerusuhan Tidak Terjadi Karna Suporter yang Turun ke Lapangan

“Terpenting adalah bagaimana manajemen itu melakukan keputusan harus dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang bukan karena desakan siapapun,” tegas mantan pelatih Persela Lamongan tersebut.