Opini  

MANAJEMEN BISNIS UNTUK PERTANIAN INDONESIA

sumber : Okezone News
sumber : Okezone News

Manajemen Bisnis untuk Pertanian Indonesia

Oleh: Imelda Felicia D.

 

Lahir di tahun 2004, saya sebagai generasi Z selalu digadang-gadang untuk bisa mengubah dan memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk semakin bersemangat dalam berkontribusi bagi Indonesia. Berbagai ide dan keinginan selalu berseliweran di benak saya, namun belum ada satu pun yang benar-benar konkret. Setidaknya sebelum muncul berita dari Tempo yang mengatakan bahwa tahun 2020 kemarin, impor sayur Indonesia menyentuh angka Rp11,55 triliun, sedangkan impor buah mencapai Rp22,55 triliun. Tidak dapat dipungkiri, berita ini menimbulkan tanda tanya besar sekaligus menjadi tamparan keras bagi bangsa Indonesia yang disebut-sebut sebagai negara agraris dengan total luas lahan persawahan mencapai lebih dari 7 juta hektare.

Baca Juga :  Wamentan Harvick Hasnul Qolbi Dorong Pertanian Berbasis Pesantren

Menurut Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto, hal itu disebabkan karena pasokan sayur dan buah dalam negeri masih tidak dapat memenuhi kebutuhan nasional. Produksi bawang putih Indonesia tahun kemarin saja hanya mencapai 88.000 ton, padahal kebutuhan bawang putih kita mencapai 580.000 ton per tahun. Mau tidak mau, fakta ini cukup menguras otak saya yang biasanya memikirkan tentang bisnis apa yang akan saya buka ketika lulus dari sarjana manajemen bisnis nanti.