Opini  

Pilkada DKI Jakarta, Jokowi Pemenang Sesungguhnya

kabarin.co – Munculnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke permukaan beberapakali adalah awal dari tergerusnya suara pasangan Agus Harymurti Yudhoyono – Sylviana Murni. Suara AHY sampai akhir pengumuman Komisi Pemilihan Umum (real cont), tak jauh dari 17 persen. SBY masuk dalam perangkap jebakan Jokowi.

Seharusnya  sebagai politisi senior yang dua periode menjabat sebagai presiden, SBY sudah tahu pertemuan beberapa kali antara  Prabowo Subianto dan Joko Widodo, adalah sinyal bahwa pasangan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok – Djarot Saeful Hidayat dan Anies Baswedan – Sandiaga Uno adalah sebangun. Artinya, bila Ahok kalah, karena perbuatannya sendiri, Anies sebagai alternatifnya.

Baca Juga :  Ahok & Anies Saling Serang Soal Banjir DKI

Sejak semula, Ahok adalah bukan calon pilihan Jokowi (baca: Ahok Memecah Belah Bangsa, Tidak Boleh Jadi Gubernur ). Namun paksaan dari para taipan, dan tentu saja PDI Perjuangan yang ingin nantinya menggolkan Djarot menjadi Gubernur, saat Ahok dijatuhi hukuman penjara.

Ambisi Ahok dan juga paksaan dari para taipan itu yang menjadi ketakutan Jokowi. Gubernur DKI Jakarta adalah tangga menuju kedudukan yang lebih tinggi (wakil Presiden atau Presiden). Ketakutan itu bukan hanya datang dari Jokowi, tapi juga dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga partainya Megawati, PDIP. Nah, ambisi itu tidak tampak dari Anies Baswedan, apalagi dukungan terhadap Anies tidak begitu kuat. Anies bukanlah orang partai, hanya pemain cabutan, dan juga tak didukung oleh para taipan.