Ngeri!, Pemain Bhayangkara FC Ini Berbalas Tekel Horor dengan Peter Odemwingie

kabarin.co – Laga Madura United vs Bhayangkara FC, Rabu malam, terus menuai kontroversial dan memancing polemik. Kubu Madura harus menerima menyelesaikan laga melawan Bhayangkara FC dengan delapan pemain saja di atas lapangan.

Kondisi tersebut terjadi karena wasit Seyed Vahitd Kezemi memberi kartu merah pada tiga pemainnya. Laga tunda lanjutan Liga 1 antara Madura United melawan Bhayangkara FC, memang berjalan panas sejak menit-menit awal.

Wasit Kezemi total mengeluarkan delapan kartu kuning dan tiga kartu merah di laga ini. Kinerja wasit tersebut mendapatkan sorotan dari winger Madura United, Bayu Gatra.

Menurut Bayu, Kezemi sejatinya memimpin laga dengan berat sebelah. Dalam beberapa momen, ia terlihat tidak bisa mengambil keputusan dengan tegas. Meksipun kehilangan tiga pemain, Madura United tetap tampil spartan selama 90 menit.

“Menurut saya ketegasan wasit pada pertandingan ini sangat kurang. Contohnya soal Peter Odemwingie, tadi yang jelas itu Indra Kahfi mau mematahkan kaki Peter, tapi wasit tidak melihat itu sebagai bahaya,” keluh Bayu.

Insiden tekel itu membuat laga makin panas, khususnya kedua pemain itu. Tak lama kemudian, Odemwingie yang terlihat emosional, langsung membalas tekel horor Indra Kahfi itu, sehingga dia mendapatkan kartu merah pada menit ke-41.

Balasan Peter Odemwingie terhadap Indra Kahfi

Sementara, Manajer Madura United, Haruna Soemitro, menumpahkan segala kekesalan yang ia rasakan usai laga timnya melawan Bhayangkara FC. Dia menyebut ada upaya untuk melakukan kriminalisasi sepak bola.

Haruna memakai istilah kriminalisasi sepak bola untuk merujuk tekanan yang ia dapat jelang laga Madura United kontra Bhayangkara FC. Salah satu tekanan dirasakan saat mengurus rekomendasi menggelar pertandingan di Stadion Gelora Bangkalan. “Judulnya adalah kriminalisasi sepak bola,” buka Haruna dengan nada yang tegas.

“Tekanan yang terjadi pada hari ini sangat luar biasa. Saya ingin sampaikan bahwa pukul 21.30 WIB kemarin, saya menerima pencabutan rekomendasi dari Polres Bangkalan. Tiba-tiba ada orang yang tidak perlu saya sebut namanya ingin memberi jaminan,” sambungnya.

Jaminan tersebut, menurut Haruna, hanya akan diberikan jika Madura United bisa diajak negosiasi. Tidak sampai disitu saja, Haruna menyebut bahwa tekanan masih terus datang hingga beberapa jam sebelum laga dimulai.

Untungnya, pertandingan tetap bisa berjalan. Meskipun Haruna sempat khawatir pertandingan akan ditunda. “Saya tidak tahu dengan tangan-tangan siapa yang ada di balik tekanan yang begitu kuatnya ini.”

Pertandingan Madura United melawan Bhayangkara FC kemudian memang tetap berjalan lancar selama 90 menit. Laga berjalan keras d imana tiga pemain Madura United mendapatkan tiga kartu merah dan mereka kalah dengan skor 1-3 dari Bhayangkara FC.(*/bs)