Permata Spinel sang Legenda Besar yang Nyaris tak Dikenal

kabarin.co – Spinel adalah permata indah yang keindahannya dapat disandingkan dengan Rubi atau Safir. Ia memiliki sejarah yang panjang bahkan lebih dari satu milenia.

Kilap dan kemilaunya menyihir dan mempesona para ratu dan para raja, mulai para penakluk dunia dari Mongolia sampai ratu dan raja di Eropa.

Mengetahui dari perjalanan sejarahnya seharusnya ia adalah sebuah legenda besar di blantika batu permata. Namun selama berabad-abad permata ini justru dikenal sebagai batu yang lain yaitu Rubi.

Hal itu terjadi karena memang secara mineral batu ini nyaris identik dengan Rubi atau Safir. Derajat kekerasannya hanya sedikit di bawah Rubi, 8 pada skala Mohs dan berat jenis 3,58-3,89 dengan bidang belah yang sangat bagus. Susunan kristalnya kubus seperti intan yang membentuk deposit kristal berbentuk oktahedron.

Kristal Spinel dari Mogok
Kristal Spinel dari Mogok, Myanmar (Burma).

Warna-warna pada Spinel
Spinel yang bersih memiliki tingkat kejernihan yang tinggi sehingga sangat gemerlap dan juga beraneka warna, tergantung dari ion penyusupnya. Satu-satunya warna yang tidak terdapat dalam permata ini adalah kuning.

Secara kimia Spinel dan Rubi memang hampir serupa, Spinel adalah MgAl203 atau magnesium aluminium oksida sementara Rubi adalah mineral aluminium oksida atau Al2O3.

Dalam beberapa hal lain mereka sungguh serupa. Misalnya elemen penyusup peyebab warna merah pada Spinel juga menimbulkan warna yang sama pada Rubi, unsur itu adalah Khrom (Cr).

Spinel murni tidak memiliki warna (bening), namun masuknya elemen-elemen penyusup menyebabkan permata ini hadir dengan berbagai macam warna, hampir semua warna yang kita kenal dalam permata ada pada Spinel.

Warna-warni Spinel
Warna-warni Spinel.

Selain kilau merahnya yang mempesona dan sudah sangat melegenda, Spinel juga hadir dalam warna  pink, biru, coklat, abu (silver), hitam dan ungu yang sangat menawan. Namun sejauh ini warna merah adalah warna yang umum dijumpai pada Spinel.

Unsur penyusup pada Spinel biasanya ion besi (Fe), krom (Cr), vanadium (Va), mangaan (Ma) dan kobalt (Co). Elemen-elemen penyusup inilah yang bertanggung jawab pada munculnya bermacam warna pada Spinel.

Transparansinya dimulai dari sangat jernih, transparant (tembus pandang) sampai translucent (semi transparan), kilapnya tergolong kilap vitreous (glassy) atau adamantin (kilap seperti berlian).

Beberapa kristal Spinel mengandung mineral berbentuk serabut atau jarum yang jika diasah cabochon akan menghasilkan Spinel asterik (berbintang) enam tapi umumnya bersayap empat.

Kecantikan yang memperdaya
Karena kecantikan, gemerlap, kekerasan, dan keragaman warna luar biasa yang dimilikinya, Spinel termasuk batu favorit penggemar atau kolektor permata. Walaupun begitu, ironisnya sampai sekarang ia relatif kurang dikenal seperti orang mengenal Rubi, misalnya.

Tidak juga seperti batu lain dengan rekam sejarah yang jelas dan mahsyur karena hubungannya dengan peradaban-peradaban besar, maka Spinel yang mirip Rubi dengan kecantikannya yang setara itu malah nyaris tidak terdengar.

Spinel Merah
Tanzanian Red Spinels yang terkenal dengan pendaran cahayanya.

Paling tidak ada dua Spinel paling kesohor di dunia. Batu yang jadi simbol kewibaan dan kekayaan dari kerajaan Inggris, menjadi bagian penting keluarga monarki yang paling disegani di dunia sampai saat ini.

Kedua Spinel tadi termahsyur di mana-mana dengan nama yang ternyata tidak ada hubungannya sama sekali dengan jenis asli batu ini. Ratusan tahun lamanya batu merah besar yang nangkring di kedua mahkota kerajaan itu dianggap sebagai Rubi.

Yang paling terkenal adalah Black Prince’s Ruby, sebuah Spinel merah seberat 170 karat yang ‘nangkring’ di Mahkota Kerajaan Inggris. Satu lagi Spinel merah jernih berjuluk ‘Rubi Timur’, dengan berat 352 karat yang dimiliki Ratu Elizabeth.

Moyang Elizabeth, Raja Henry V bahkan menggunakan permata itu pada topi besi tempurnya! Julukan batu ini ‘Rubi Timur’, nama yang diambil dari pemilik pertamanya, Timur Lang, sang Penakluk dunia dari Mongol.

Rubi dan Spinel memang membingungkan banyak orang, jangankan awam, para ahli mineral jaman dulu pun ‘terperdaya’ oleh penampilan keduanya yang nyaris identik.

Barangkali tidak begitu mengherankan jika hal itu terjadi, karena Rubi dan Spinel ditambang di lokasi bebatuan mineral yang sama di Myanmar dan Srilangka. Mereka memiliki kekerasan, daya tahan, warna, dan kecerlangan yang sangat serupa.

‘Rubi’ besar yang dimiliki oleh Timur Lang, Raja Henry V-VIII dari Inggris, dan Peter yang Agung dari Rusia, yang sangat boleh jadi ditambang dari Badakshan di masa itu sebenarnya adalah Spinel yang berabad-abad lamanya dianggap batu Rubi.

Dalam sejarah permata, Spinel barangkali permata yang paling banyak ‘memperdayai’ orang-orang tersohor. Banyak Rubi kenamaan yang terpasang pada mahkota para penguasa dunia itu ternyata sebenarnya adalah Spinel.

Permata merah dalam catatan Al Biruni
Dalam naskah-naskah kuno Spinel sering disebut Rubi Balas (Balas Ruby) yang sebenarnya lebih langka dari Rubi, dan tidak seperti Rubi, deposit Spinel (Rubi balas) kadang ditemukan dalam ukuran yang sangat besar.

Tulisan kuno tentang Rubi Balas atau Spinel tertuang dalam catatan yang ditulis oleh Abu Al-Rayhan Muhammad ibn Ahmad al Biruni (973 – 1048), yang ditulisnya pada abad ke 11.

Al Biruni
Al Biruni

Catatan Al Biruni memuat tentang lokasi, rute ke area tambang, dan sejarah penemuan Spinel dengan lengkap. Al Biruni memang seorang ilmuwan genius yang mengagumkan, ia menguasai bahasa Persia, Hebrew, Sangsekerta, Aramic, Arab, Syria dan beberapa bahasa lain.

Ilmuwan besar muslim ini  juga dikenal sebagai fisikawan, astronom, ahli matematika, ahli linguistik, dan seorang pelopor antropologi dan penemu geodesi (ilmu ukur tanah).

Karya dan kegeniusannya dapat disejajarkan dengan Leonardo Da Vinci di dunia Barat, Al Biruni adalah Da Vinci-nya dunia Timur atau bisa dikatakan sebaliknya Da Vinci adalah Al Biruni-nya dunia Barat. Al Biruni menyebut tentang tentang sebuah tempat di Badakhshan, tempat batu ini di tambang.

Badakhshan adalah suatu tempat di Asia Tengah, sebelah utara Afghanistan yang berbatasan dengan Tajikistan, di mana Spinel ukuran besar dengan warna merah agak pinky nan jernih mengagumkan itu dulu ditemukan selama beberapa abad.

Tambang di Badakhsan diperkirakan mulai beroperasi abad ke 7 dan aktif sampai abad pertengahan, ketika itu Spinel merah besar yang ditemukan di sana dianggap sebagai permata Rubi dengan kualitas terbaik. Mengambil nama asalnya, ‘Rubi’ ini kemudian dikenal sebagai Balas Ruby, yang berasal dari kata ‘balas’ atau ‘balascia’.

Sejak sekitar tahun 1587, di Myanmar -yang dikenal sebagai penghasil Spinel dengan warna-warni paling indah- barulah permata ini diketahui sebagai spesies yang berbeda dari Rubi.

So… melihat kenyataan di atas Spinel seharusnya sangatlah melegenda seperti kasus Rubi Timur dan Prince Blakc’s Ruby di atas, namun nampaknya Rubi lah yang mendapat nama harum di mana-mana.

Spinel agaknya menempuh jalan yang lain, ketika ilmu mineral kian berkembang barulah diketahui permata-permata itu sejatinya adalah Spinel.

Ya, tak keliru jika dikatakan Spinel bagaikan saudara jauh Rubi yang sedikit bernasib malang, ia tak se-‘famous’ Rubi. Faktor lain mengapa Spinel tidak atau kurang dikenal sebagaimana mestinya adalah karena kelangkaannya.

Anehnya, harga batu nan atraktif ini ternyata lebih terjangkau dibandingkan Rubi, dengan kualitas yang sama Spinel dihargai seperlima atau setengahnya.

Spinel Merah
Red pinkish Spinel from Tanzania.

Bisa jadi paradigma ini (kelangkaannya) malah menjadi ironi di blantika batu permata, keberadan yang sangat langka justru menjadi sebuah kelemahan. Orang sulit untuk mengembangkan kegemarannya terhadap batu yang sulit didapat ini.

Nah, seperti Safir di mana dunia dibuat tertegun ketika ditemukan tambang baru di Afrika dengan deposit yang tak kalah menariknya dibanding Safir dari tambang-tambang tradisional di Srilangka, Myanmar atau Kashmir, Spinel pun tampaknya akan memasuki babak baru.

Belum cukup satu dekade lalu ditemukan sebuah tambang baru dengan deposit Spinel yang luar biasa baik dari ukuran maupun keindahan.

Temuan ini tampaknya akan mengubah pandangan orang terhadap permata ini selamanya. Bisa jadi ini pertanda bagi bangkitnya sang legenda untuk mengambil kembali nama besarnya yang selama ini di’rebut’ oleh Rubi. (mfs)

Baca juga:

Pesona Spinel, Kembalinya si Permata Jelita

Mengenal Garnet, Permata Indah yang Beraneka Warna

Citrine Permata nan Manis Hadiah dari Sang Mentari