Persiapan Memerangi Terorisme, Impor Senjata Indonesia Meningkat

kabarin.co, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan signifikan impor alat utama sistem senjata (alutsista) pada paruh pertama tahun ini sejalan dengan semakin aktifnya Indonesia memerangi terorisme.

Impor alat perang seperti bom, granat, torpedo, dan amunisi tercatat mencapai 578,44 ton dengan nilai US$ 59,38 juta pada semester I 2016. Impor senjata itu meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebanyak 295,04 ton dengan nilai US$ 40,15 juta.

“Ternyata impor barang konsumsi ada juga bom, granat, torpedo, amunisi. Itu kan yang sekali pakai. Kemudian kita impor tank juga,” tutur Kepala BPS Suryamin saat melaporkan Neraca Perdagangan Juni 2016 di kantor BPS, Jumat (15/7).

Secara terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, negara pemasok alutsista terbesar pada saat ini adalah Korea Selatan dan Brazil. Ia menduga, peningkatan impor alutsista, terutama di bulan Juni, sebagai persiapan menghadapi terorisme untuk meningkatkan pertahanan.

“Biarpun (teroris) belum ditangkap, tapi kan sudah dar der dor. Itu konsumtif juga kan,” ujarnya.

Khusus di Juni 2016, nilai impor bom dan sejenisnya melesat dibandingkan bulan sebelumnya. BPS mencatatm, impor amunisi Juni mencapai 334,47 ton dengan nilai US$23,4 juta. Padahal, impor Mei hanya sebesar 1,93 ton dengan nilai US$4,74 juta.

PAda bulan yang sama, nilai impor tank naik dari US$29,73 juta pada Mei menjadi US$ 46,53 juta. Namun secara volume, angkanya turun dari 1.120,44 ton menjadi 389,16 ton.

Untuk impor senjata militer lainnya, sepanjang semester I mencapai 848,96 ton atau senilai US$215,32 juta. Angka itu jauh meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar 26,95 ton atau senilai US$8,74 juta.

Kendati demikian, impor senjata militer lainnya turun pada Juni dibandingkan Mei, dari 93,65 ton atau senilai US$26,22 miliar menjadi 91,91 ton atau senilai US$16,32 juta.

Secara umum, impor barang konsumsi selama Januari-Juni mencapai US$6,16 miliar atau naik 13,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$5,42 miliar. Khusus bulan lalu, impor barang konsumsi mencapai US$1,14 miliar atau meningkat 14,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya, US$999,23 juta. (cnn)