Prabowo Tak Mungkin Menyerah Sebelum Perang

Politik0 Views

kabarin.co – Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing yakin Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menjadi “play maker” dan bertarung dengan Joko Widodo di Pilpres mendatang. Itu artinya Prabowo tidak akan menjadi king maker seperti ramai diperbincangkan belakangan ini.

“Prabowo seorang Jenderal yang tidak mungkin kalah sebelum berperang. Saya lihat rekam jejak beliau, karier militer dan politik beliau serta kesehariannya. Prabowo tokoh yang pantang mundur,” kata Emrus di Jakarta, Minggu (22/7).

Prabowo Tak Mungkin Menyerah Sebelum Perang

Prabowo, menurut Emrus, telah berhasil mendirikan, memimpin serta mengelola Partai Gerindra hingga menjadi tiga besar parpol dengan perolehan terbanyak di DPR. Mengalahkan partai besar dan berpengalaman, PDI-P dan Golkar. Bahkan Partai Demokrat dengan ketokohan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sudah dua periode menjadi Presiden. Gerindra mengumpulkan 14.760.371 (11,81 persen) suara atau 71 kursi (13 persen) kursi di parlemen.

“Ketokohan Prabowo telah melekat dengan Gerindra, jadi kalau Prabowo tidak maju dan menyerahkan tiket calon presiden kepada orang lain, ini akan menurunkan elektabitas Geridra di Pileg,” ujar Emrus.

Isu Prabowo akan menyerahkan mandat capres kepada tokoh lain mencuat saat sejumlah kader Gerindra mengatakan adanya sejumlah opsi capres-cawapres yang berpotensi menang di Pilpres 2019. Salah satu opsinya yaitu Prabowo menyerahkan mandat capres ke tokoh lain. Namun, tidak disebutkan kepada siapa mandat capres itu diserahkan.

Ketua Umum Partai Gerindra Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria telah menyatakan tidak ada yang menyarankan agar Prabowo jadi king maker. Meski demikian, Riza menilai wajar jika ada suara satu dua kader partai koalisi yang ingin Prabowo menyerahkan mandat capres ke tokoh lain.

Peluang Prabowo menang di Pilpres 2019 masih besar sebab elektabilitas Jokowi sebagai penantang masih kurang dari 50 persen. Tinggal bagaimana Prabowo dan koalisinya bisa memunculkan wakil yang bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo. Sekaligus Prabowo dan wakilnya nanti bisa menghadirkan program masuk akal yang bisa diterima masyarakat.

“Prabowo dan pasangannya serta tim sukses bisa membongkar kelemahan-kelemahan pembangunan Joko Widodo. Tentu dengan memberikan solusi-solusi bila nanti mereka mempimpin. Karena tidak ada pemimpin yang sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan di sana-sini. Kekurangan ini yang harus diperhatikan Prabowo. Ini yang bisa ditawarkan kepada publik dan apa yang dilakukan ke depan sehingga jauh bermanfaat bagi masyarakat,” papar dia.

Emrus juga menyayangkan pihak yang terkesan mendorong agar Prabowo tidak maju dan menyerahkan mandat kepada figur lain. Salah satunya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Anies sudahlah jangan didorong-dorong untuk maju. Bukankah Anies mengatakan secara implisit akan menyelesaikan tugas sebagai Gubernur. Bisa jadi kalau Anies berhasil membangun Jakarta lima tahun ini, nanti justru baik bagi Anies untuk maju jadi capres 2024,” kata Emrus. (arn)

Baca Juga:

Jika Usung Tokoh Lain Jadi Capres, Prabowo dan Gerindra Akan Temui Petaka di Pemilu 2019

Prabowo Jenguk SBY di RS, Sandiaga Doakan SBY Semoga Cepat Pulih

Prabowo-AHY Duet di Pilpres 2019, Ini Reaksi PKS