Selingan: Turnamen Minangkabau Cup 2017 dalam Deretan Pantun Sang Gubernur

kabarin.co – Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno, ternyata adalah sosok yang multi talenta. Selain dikenal sebagai politikus handal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), gubernur yang memasuki periode kedua kepemimpinan sebagai Gubernur Sumbar juga dikenal handal dalam sisi lain.

Sebagai penulis, pria kelahiran 20 Desember 1963 ini telah melahirkan banyak buku hasil karyanya. Dia juga dikenal jago dalam bidang seni, baik sebagai penyanyi, drummer, atau pencipta lagu.

Disisi olahraga, ayah 10 anak ini dikenal sebagai seorang karateka sabuk hitam, disamping penggila olahraga adventure dengan motor trail, atau yang lebih populer dengan sebutan trabas. “Ada satu lagi, beliau pakar dalam permainan domino.”ujar Hardimen Koto, seorang wartawan olahraga senior.

Gubernur Sumbar sebagai penggila olahraga adventure

Satu lagi kehebatan gubernur Sumbar yang satu ini, gaya penyampaian sambutan dalam sebuah acara yang tidak baku alias tidak text book. Kalimatnya lugas, lancar mengalir,  walau terkadang tanpa konsep.

Satu lagi ciri khas-nya adalah, ditengah memberi sambutan selalu disertai pantun-pantun yang terkadang jenaka dalam penyampaiannya. Tapi hebatnya pantun itu disampaikan dalam hitungan last minute, sesuai tema sambutan yang disampaikannya. Pantun yang disampaikannya tak hanya sekali, tapi bisa mencapai belasan kali ditengah sambutan.

Dalam dua hari terakhir, dua kali gubernur Irwan Prayitno berpantun ria saat memberi sambutan dalam acara bertema olahraga, khususnya sepakbola. Saat launching tim Semen Padang, Jumat (3/2) di Stadion H. Agus Salim tak kurang 14 kali pantun meluncur dari mulutnya sepanjang memberi sambutan.

Gubernur Sumbar dan Direktur Utama PT Semen Padang

Terakhir saat peluncuran turnamen Minangkabau Cup 2017, Sabtu (4/2) di sebuah hotel berbintang. Belasan pantun meluncur dari bibirnya, sekaitan turnamen Minangkabau Cup, baik berupa pantun nasehat, memberi semangat, ataupun menyentil. Berikut deretan pantun Gubernur Sumbar untuk turnamen Minangkabau Cup 2017.

Dulu berteman cukup lama, Sejak SMP SMA bersama Hardimen Koto.
Kini aktif di Minangkabau Cup jadi ketua,  Dibuka resmi oleh temannya Irwan Prayitno

Bukan topi sembarang topi. Topinya berasal dari pantai Sanur
Bukan trophi sembarang trophi,  Memperebutkan Trophi Gubernur

Bukan bola sembarang bola, bola nya tercebur ke dalam sumur.
Bukan piala sembarang piala, Piala bergengsi Piala Gubernur.

Pulang ke rumah anak gembala,  Semua sendi terasa penat.
Gubernur bukan pemain bola, Tapi mengurus bola begitu bersemangat.

Kopi pahit tak pakai gula,  Airnya sedikit kopinya kental.
Semakin mantap permainan bola, Ranah minang menjadi terkenal.

Gadis minang memakai selendang, Wajahnya mengintip di balik jendela.
Dulu PSP dan PS Semen Padang, Kini kita bangkitkan generasi penerus bola.

Cucunya nakal terkena marah, sementara neneknya sedang sakit.
Tiga kali PON kita tidak berkiprah, mulai sekarang kita harus bangkit.

Uang kertas ambil selembar, Untuk membeli sebuah bendera.
PON XX Sepakbola Sumbar berkibar, Bisa meraih puncak juara.

Membuat layangan ambillah buluh, Menebang buluh enaknya pagi.
Memang di Papua PON dua puluh, disanalah sepakbola minang unjuk gigi.

Hari Imlek hari raya Cina, banyak perayaan langsung dihelat.
Karena kita sudah berencana,  2024 PON di Sumatera Barat.

 Perlakuan yang sama kepada anak tiri,  Sopan dan santun serta lemah lembut.
Dari sekarang kita persiapkan diri, Main stadionpun sekarang dikebut.

Sarapan pagi bubur dan lopi, Ada susu putih yang masih panas.
Silahkan perebutkan semua trophi, mari dipilih bibit yang bernas.

Memasak pisang memakai karbit, Masak pisangnya terasa kenyal.
Ajang ini adalah pemilihan bibit. Nanti menjadi pemain nasional.

Do’a dibaca do’a tolak bala. Semuanya hikmat, do’anya panjang.
Mari bersungguh-sungguh mengurus bola. Kita angkat harga diri masyarakat Minang.

Nampak bercahaya si kunang-kunang. Di atas kepala baru melintas.
Segeralah bangkit sepakbola Minang. Junjunglah tinggi sportifitas.

Pingin juara kuatlah berlatih.
Cukup sekian dan terima kasih. (RMO)